
Nalar Politik – Salah seorang alumnus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tampak kecewa dengan realitas kampusnya hari ini. Hal itu terkait dengan respons rektorat terhadap disertasi mahasiswa Program Doktor-nya di Studi Islam, Abdul Aziz, yakni Konsep Milk Al Yamin Muhammad Syahrur sebagai Keabsahan Hubungan Seksual Nonmarital.
Awalnya Amin mengaku senang dengan viralnya eksistensi kampusnya di sejumlah platform media massa dan sosial. Bahwa ternyata UIN Jogja masih ada; masih menghentak, mengagetkan, bikin ketar-ketir, merinding.
“Tapi ini hanya sementara. Saya pun lunglai ketika disertasi itu harus diubah menuruti amarah. Kampus mengancam tak akan meluluskan promovendus. Tirakat ilmu itu dianulir begitu saja,” kata alumnus Ushuluddin dan Pemikiran Islam ini melalui keterangan tertulisnya, Rabu (4/9).
Apa yang ia sesalkan adalah minimnya dukungan terhadap Abdul Aziz dengan disertasinya. Tak banyak orang yang berusaha membela. Sementara pihak kampus yang harusnya jadi benteng utama malah terkesan cari aman.
“Kira-kira pesannya mau mengatakan: sudahlah, tak usah terlalu serius berdisertasi (berilmu). Anda cukup hanya menemukan bahwa bola itu bulat, maka semua beres. Berat, ya, jadi ilmuwan di sini?”
Padahal Amin sangat mengharapkan tradisi besar keilmuan di mantan kampusnya ini bisa tetap terjaga. Dan disertasi yang menghentak itu, menurutnya, tidak mungkin muncul dari tradisi keilmuan yang biasa-biasa saja.
“Gak heran kalau UIN Jogja sering jadi sasaran tuduhan; sarang pemurtadan, liberal, kampus islam, tapi kok… dan entah apa lagi.”
Amin pun mengingatkan bahwa peristiwa seperti itu bukan kali pertama terjadi. Khususnya di Kota Pendidikan ini, sudah terdapat sejumlah kasus yang melibatkan kebebasan akademik sebagai tumbalnya.
“Kita masih ingat Irshad Manji, langgam Jawa, mahasiswa yang misa di gereja, dan sebagainya, yang semua kira-kira mau bilang: jangan ke UIN Jogja, kasihan imanmu!” [fa]
Baca juga:
- Jika Pasangan Amin Maju, Hanya 16,5 Persen Warga Akan Memilih - 22 September 2023
- Figur Presiden Lebih Kuat daripada Partai Politik - 8 September 2023
- Rakyat Indonesia Menolak MPR Jadi Lembaga Tertinggi Negara - 27 Agustus 2023