
Nalar Politik – GP Ansor Jayapura menanggapi kasus yang beberapa pekan terakhir ini berkecamuk, yakni konflik di Papua. Mereka menggelar Talk Show Publik dengan tema “Kita Papua, Kita Indonesia, Kita Bersaudara” guna meredam konflik yang berpotensi berkepanjangan itu.
Acara ini selenggarakan di Cafe dan Resto Rainbow pada Sabtu, 21 September 2019. Ansor Jayapura menghadirkan narasumber Kumar S. Ag, MH yang merupakan Pengamat Politik dan Budaya; dan Alo Jufuway, S.Si, seorang yang dikenal Pengamat Ekonoomi Papua.
Dalam penjelasannya, H. Kumar mengatakan bahwa problem yang terjadi di tanah Papua belakangan ini menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat Papua. Ada yang merasa kecewa, terutama lantaran kasus rasialisme yang mengemuka.
“Saya paham betul ada pro dan kontra keutuhan NKRI. Yang kontra mereka yang kecewa karena adanya kasus rasial. Mereka merasa dibeda-bedakan dengan penduduk Indonesia yang lain,” ujar H. Kumar.
Untuk mereda emosi warga, pemerintah dan masyarakat harus sama-sama menjaga komitmen akar terajutnya persatuan tanpa ada yang membeda-bedakan. Sehingga tidak terjadi rasa kekecewaan dan tidak merasa terjadi disintegrasi.
Dia pun memberi contoh semisal komitmen tersebut adalah pemerintah menjamin kesehatan, keamanan, dan meningkatkan ekonomi masyarakat Papua secara menyeluruh, baik yang ada di luar Papua maupun yang ada di pulau Papua ini.
Menurut dia, mengenai konflik yang terjadi di Papua dan berbagai kota oleh aksi-aksi masyarakat yang mengakibatkan perusakan fasilitas publik ini, dia berharap konflik segera selesai sampai ke akar permasalahannya.
“Saya berharap konflik tersebut selesai dengan baik dan juga saya berharap penyelesaian konflik ini; bukan hanya dari segi cover, akan tetapi harus sampai ke akar-akarnya. Untuk ke depannya harus lebih baik lagi dengan tidak adanya konflik yang menimbulkan perpecahan,” imbuhnya.
Indonesia sebagai bangsa yang dikenal ramah di kancah dunia seharusnya dapat mengimplementasikan keluhuran dan keramah-tamahan bangsa. Bukan hanya menghargai bangsa lain, akan tetapi kita harus menghargai sebangsa setanah air.

Alo Jufuway S.Si menjelaskan bahwa Papua adalah wilayah yang kaya, provinsi paling subur, dan sumber daya alamnya cukup melimpah. Hanya saja, yang bisa menikmati hasil dari sumber daya alam itu adalah kalangan-kalangan dari kelompok elite. Hal ini yang dapat memicu terjadinya permasalahan antara orang asli Papua dan para kelompok elite.
Selain itu juga, banyak persoalan-persoalan yang terjadi di tanah Papua seperti HAM yang memang belum pernah selesai hingga hari ini. Melihat kondisi ini, seharusnya pemerintah cerdas dengan mengedepankan prinsip-prinsip keadilan sehingga masyarakat Papua merasa dihargai keberadaannya.
“Papua adalah negeri yang kaya raya, tapi tidak semua orang Papua mampu menikmati hasil kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Selain itu, persoalan-persoalan HAM yang belum selesai secara tuntas membuat warga Papua belum merasa diberi keadilan,” ujar Alo.
Menurut analisis Alo, konflik yang terjadi di Papua ini dipicu oleh kelompok yang ingin merusak kesatuan dan persatuan bangsa. Maka hal yang perlu dilakukan sebagai masyarakat Papua adalah berhati-hati dan teliti agar tidak terjerumus dalam konflik tersebut.
“Masalah ini dipicu oleh mereka yang ingin merusak persatuan dan kesatuan. Kita masyarakat Papua harus hati-hati. Jangan mau diadu domba. Kita harus percaya terhadap pemerintah pusat dan daerah,” imbuh Alo.
Dia juga menyarankan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah haruslah selaras dalam menyampaikan informasi sehingga tidak terjadi tanda tanya bagi masyarakat Papua yang bisa menimbulkan konflik berkepanjangan. Pemerintah juga harus mampu memberikan perhatian lebih kepada masyarakat Papua.
“Kepada pemerintah, kami meminta selalu berikan informasi yang jelas dan transparan, biar tidak ada simpang siur dan tanda tanya di masyarakat. Berikan Papua perhatian lebih baik dalam bentuk morel maupun materiel,” tegas Alo.
Dia khawatir bila konflik ini berkepanjangan, akan melumpuhkan perekonomian yang ada di Papua. Ketika hal ini terjadi, maka akan berdampak negatif juga terhadap masyarakat seperti yang kita rasakan beberapa waktu lalu, misalnya koneksi internet yang awalnya lancar mengalami pelemahan dan pemadaman listrik.
Dalam pesan penutupnya, dia menjelaskan kalau upaya pemerintah pusat dalam menyelesaikan persolan yang ada di Papua sudah cukup baik, meskipun memakan waktu yang lama. Hal ini seharusnya bisa segera direspons oleh pemerintah yang ada di Papua sebagai bentuk dukungan pemerintah daerah kepada masyarakat.
“Hal ini seharusnya bisa segera direspon oleh pemerintah yang ada di Papua sebagai bentuk dukungan pemerintah daerah kepada masyarakat sekaligus mendengarkan penyampaian aspirasi mereka terkait dengan persoalan ini,” tutup Alo. [Aziz Askhari]
Baca juga:
- Sang Muslim Ateis: Perjalanan dari Religi ke Akal Budi - 28 Februari 2023
- Ilmu Komunikasi; Suatu Pengantar - 23 Februari 2023
- Kemenangan Kapitalisme dan Demokrasi Liberal - 22 Februari 2023