
Kritik atas Sains Sensasional ala Harari
Beberapa pikiran sains populis dari Yuval Noah Harari mesti dikiritisi. Selain mengutamakan sensasi, narsisme juga dipandu oleh logic neoliberalisme yang kuat. Kita diajak untuk kagum […]
Beberapa pikiran sains populis dari Yuval Noah Harari mesti dikiritisi. Selain mengutamakan sensasi, narsisme juga dipandu oleh logic neoliberalisme yang kuat. Kita diajak untuk kagum […]
Sejak fenomena Citayam Fashion Week (CFW) mencuat, diskusi tentang ruang kota dan budaya pop anak muda meluber di berbagai media. Sejauh ini ada dua tema […]
Sejarah tidak ditulis sebagai sejarah, melainkan untuk menandai satu situasi politik pengetahuan dalam periode tertentu. Bagaimana pengetahuan tersebut muncul, s𝘦𝘵𝘵𝘪𝘯𝘨 historis macam apa yang memungkinkannya […]
Muhammad yang diceritakan dalam sejumlah epos masa lalu tersebut mestinya mengalir dan juga menyentuh sisi-sisi abad-21. Yuval Noah Harari memulai bukunya 21 Lessons for 21 […]
Kafir politis lebih memburu elektabilitas, bukan menemukan penegasan pada makna religiositas. Beberapa bulan lalu, dalam Musyawarah Nasional Alim Ulama Nahdatul Ulama (NU), muncul putusan tentang […]
Alexis Charles Henri Clerel de Tocqueville menulis bukunya Democracy in America (1835) melalui studinya selama sembilan bulan di Amerika Serikat (1831-1832). Dengan menggunakan penelitian lapangan […]
John Sydenham Furnivall mula-mula mengucapkan konsep plural society atau “masyarakat majemuk” dalam tulisannya berjudul Netherlands Indie (1939). Colonial Policy and Practice: A Comparative Study at […]
Sebagai bagian dari demokrasi, wajah mistik memiliki lapisan tipis yang sangat sensitif untuk dimaknai dalam setiap proses politik. Menjelang dilantiknya Jokowi-Ma’ruf Amin pada 20 Oktober […]
© 2023 | Nalar Politik Indonesia