
Balon Mainan
balon harapan ditiupkan sampai menggembung gendut genggam jari ia lepas tiba-tiba seolah perasaanku cuma upil yang susah payah diraih namun akhirnya disisihkan di sisa harapan […]
balon harapan ditiupkan sampai menggembung gendut genggam jari ia lepas tiba-tiba seolah perasaanku cuma upil yang susah payah diraih namun akhirnya disisihkan di sisa harapan […]
Ibu, nyanyi lembutmu meniup mendung dari mataku sampai ketenangan terbit pada hatiku yang meraung sakit Purnama terang di jiwamu menghangatkan anakmu saat napas dingin kehidupan […]
Di bulan Juli uap air melayang tinggi memeluk sukma Eyang Sapardi Kutatap gemintang langit berpurnama dan aku yakin namamu akan abadi di kalbu para pembaca […]
Saat sejuk hujan menjelajahi paru-paruku, pemuda yang sama sekali tidak mengerti tentang tosan aji[1] ini bilang, “Keris itu syirik!” setelah melihat fotoku mengenakan pakaian tradisional […]
Malam ini aku dihujanijarum-jarum waktutiap detiknya berjalannyeri di jiwa makin menekan Berhari-hari aku hiduptanpa satu cahaya pun yang bisa aku genggamsebelum akhirnya redup Udara beku […]
Depan mataku rembulan pecahdan selalu ada ruahan rasa membuncahpada hati gelisah malam diterangi ketiadaan Bila persoalan negeri ini selesai sudahaku pasti akan pergi menjelajahkarena uang […]
“Dunia ini tak bisa menghargai keberadaan orang lain. Yang dihargai hanyalah mereka yang punya jabatan tinggi atau harta yang banyak. Lalu siapakah aku? Manusia berpenyakit […]
BPJS Busuk Lagu-lagu berputar di kepaladengan panasnya asam lambungaku berangkat menjemput air matamusaat melihat bercak merah darahdi sapu tangan putih itu O kekasih kelabuku,dunia ini […]
Jangan bilang papa, tabung oksigen itu berharga! Kakak lelakiku pegawai negeri dari Jawa yang dibuang ke Kalimantan, dan kawan pegawainya yang dari Kalimantan dipindahkan ke […]
© 2021 | Nalar Politik Indonesia