
Untuk Perempuanku di Seperempat Abadmu
Hari itu, 25 tahun yang lalu. Setelah sembilan purnama berlalu, di waktu subuh ibumu bertaruh ruh memperjuangkan kelahiranmu. Sedang ayahmu, perempuanku, berpeluh cemas didesak perasaan […]
Hari itu, 25 tahun yang lalu. Setelah sembilan purnama berlalu, di waktu subuh ibumu bertaruh ruh memperjuangkan kelahiranmu. Sedang ayahmu, perempuanku, berpeluh cemas didesak perasaan […]
Mengapa umumnya manusia Indonesia cenderung percaya terhadap sesuatu yang berkaitan dengan prasangka dan klenik yang sesungguhnya di luar nalar? Pertama saya harus mengucapkan, “Selamat memperingati […]
Percayalah, sebagai seorang karyawan yang nyambi kerja jadi operator di game center, ungkapan dengan nama-nama hewan seperti cebong-kampret sudah jadi hal yang lumrah saya dengarkan […]
Hi, Juwita! Kupinjam kata yang biasa dipakai sastrawan W.S. Rendra untuk kekasihnya. Semoga tak masalah jika aku panggil engkau serupa agar terkesan sedikit mesra. Juwita, […]
© 2023 | Nalar Politik Indonesia