
Stephanie dan Kopi Kenang-Kenang
Satu-satunya caraku agar bisa mengingat kamu, Stephanie, adalah dengan menyeruput kopi saban hari. Sebab, selain membuat inspirasi menulisku makin bertambah-tambah, juga sebagai bentuk memoria untuk […]
Satu-satunya caraku agar bisa mengingat kamu, Stephanie, adalah dengan menyeruput kopi saban hari. Sebab, selain membuat inspirasi menulisku makin bertambah-tambah, juga sebagai bentuk memoria untuk […]
sebelum mengatup mata dan mengemas mimpiia selalu menabur benih-benih kata di lahanbuku yang subur sambil berharap ia selalu merawatnya tiap-tiap harisebab bila menjenguknya ia selalu […]
kadang di bilik sunyiku kau datang malam-malam membawapuisi yang selesai kau tulis agar aku bisa membaca dan(berusaha) untuk memahaminya lalu kita dengan kejam membunuhsepi dengan […]
seorang gadis senja manis itu di bibir jalanberdiri dekat dengan nyala lampu taman kotasenyumnya manja mekar bunga mawar kutatap pelan-pelan sebelum malam mendekapmalu-malu kutitip sehelai […]
“Nak, kampung kita dilahirkan di dalam hati para penyair, tetapi makmur dan mati di tangan politikus!” “Mati? Lalu siapa yang menyanyikan requiem atau barangkali elegi […]
© 2023 | Nalar Politik Indonesia