
Teruntuk Wilda RAZ
Bolehkah aku bertanya?
Kau bolehkan saja aku bertanya
Sekali
Dua kali, lagi
Bolehkah aku bertanya?
Selalu saja begitu
Aku bertanya, Kau menjawab
Mungkin dalam tiap pertanyaanku
Ada rasa jengah kala kau akan menjawabnya
Darimu aku belajar,
Belajar mendengar yang bukan suara
Belajar melihat yang tak terlihat mata
Dan belajar diam untuk menjadi penghayat makna
“Semoga kelak kau bisa menaklukkan dirimu,
Terutama dalam perjudian nasib yang sangat menentukan”
Bukankah itu yang selalu kau titipkan?
Keniscayaan Angka
Teruntuk kau
Yang selalu melangitkan namaku
Namun tak pernah simetris denganku
Hanya karna sebuah kiani yang telah melimitasi relasi kita
Aku sadar
Kau brahma dan aku hanyalah sudra yang tak berguna
Benar katanya
Kastalah yang berkuasa
Selayak Qais dan Layla
Menjarah cinta yang merantas asa
Kau tau?
Rentetan rasa ini membentuk deret aritmetika
Sigma cintaku melebihi limit tak hingga
Andai saja kebahagiaanku bisa dipilih
Layaknya hitungan matematika
Akan ku pilih kau sebagai angka tertinggi
Yang akan menjadi penyempurna kebahagiaanku
Sayangnya, kebahagiaan ini bukan soal angka
Tapi sudut pandang dan pemaknaan rasa
Rekayasa
(teruntuk ALIF)
Asa ini tak lagi bermasa seakan redup pudar tak memancar
Lamunan senja mengundang gelak tawa yang membuyar
Ingatanku melayang tak terbayang
Fatamorgana mengukir kesan yang sempat menghilang
Aku ingin masa itu, dimana pagi menjelma malam
Harapan yang menjulang kerap kali menjuntai
Mungkinkah ini pedihnya seutas pengharapan?
Ah,, ingin aku musnahkan
Dunia terasa kejam, sangat
Membekas lekat menganyam terikat
Ukiran namanya seakan tak ingin lepas
Kembali ku tersadar dalam diam
Harap yang berkelas tak pantas tuk diretas
Tuan kala dalam lingkar antariksa
Akankah kau merasa?
Rasa yang sama layaknya sepasang dara
Mata Awam
Bukankah perbincangan ini cukup mencerahkan?
Memaksakan nalar sesuai kapasitas keinginan
Kadang sempat ingin tumbang dengan takut yang teragukan
Mendistilasi nalar untuk sebuah pembenaran
Ah, dasar para perempuan kopi
Kau benar dil,
Ilmu medan perang melalui teman
Itu bisa jadi
- Bani Israil, Katamu - 11 Maret 2021