
Untuk belahan jiwa yang selalu terpikirkan.
Angan menerawang jauh entah ke mana
Mengawang bagai layang-layang
Menerobos lepas terbang
Seketika terhenti di penghujung ilusi
Belahan hati mengusik angan
Siang malam selalu terkenang
Belahan hati yang terpikirkan
Membuang angan terbang melayang
Siang malamku menjadi hampa
Tanpa engkau ada bersama
Mentari tak lagi menghangatkan
Hanya kau yang terpikirkan
Bukan sengaja aku melamun
Tapi kau memang kubutuhkan
Belahan jiwa yang selalu terpikirkan
Jiwa raga ingin tersatukan
Jemari yang Lentik
Mengapa kau terus juga berlari kencang saat ku ingin menggapaimu
Menahan laju larimu yang menjauh dariku
Mengejar bayang yang terbang tak terhingga
Menepi dan bersandarlah di bahuku
Akan kubelai dengan mesra rambutmu
Dan kuceritakan tentang isi hatiku yang terdalam
Agar kau mengerti betapa aku mengharapakanmu
Jangan kau pergi lagi dariku yang lalu biarlah berlalu
Hujan akan menghapus rasa panas ini agar kembali sejuk dan tenang
Sentuhan jemarimu yang lentik telah membuatku terlena
Melanglang buana menggapai angkasa raya
Menjerat jaring cinta dalam peraduanmu
Senja di Beranda
Di pusaran rindu yang mendera
Di sela-sela tangis dan tawa
Bersabarlah, Enu
Tunggu aku di sana
Kumpulkan tiap kepingnya
Ruah rindu yang terpendam
Lalu kurangkai dalam doa
Bisikkan di penghujung malam
Tak lama aku akan pulang
Moment favorit kita jelang
Sederhana namun istimewa
Kala bercengkerama di beranda
Sambil menghirup secangkir kopi bersama
Mencecapi warna-warni senja
- Ketika Para Seniman Masuk dalam Panggung Politik - 28 Juni 2023
- Tentang si Enu dari Kutub Utara - 2 Februari 2023
- Kata Hati - 22 Januari 2023