
Nalar Politik – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan program bersih-bersih di lingkungan BUMN bukan tentang arogansi. Ia berharap masyarakat tidak menyalahpahami tontonan yang ia suguhkan sebagai seorang pemimpin.
Salah satu alasan utama kenapa program tersebut ia anggap sebagai keharusan adalah maraknya tindak pidana korupsi di tubuh BUMN. Karena itu, hadirnya program bersih-bersih BUMN ia harapkan agar tindak pidana tersebut tidak terulang kembali di kemudian hari.
“Kami mendorong transformasi BUMN itu dengan saya bilang bersih-bersih BUMN. It’s not about arrogancy,” kata Erick Thohir dalam keterangan tertulisnya, Sabtu ((22/1).
Sebagai orang nomor satu di Kementerian BUMN, pengusaha dan filantropis Indonesia yang kini menjabat di Kabinet Indonesia Maju itu mengaku program BUMN terus akan ia lakukan. Segala permasalahan dan upaya menyehatkan kondisi BUMN tetap bakal jadi prioritas kerjanya.
“Karena saya pemimpin, saya injak, bukan. Tapi yang pasti kita akan melakukan pelaporan-pelaporan ini dengan tujuan hanya kasus dari korupsi di satu titik.”
Sebelumnya Erick melakukan bersih-bersih BUMN dengan melaporkan kasus dugaan tindak pidana korupsi di tubuh PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Hal ini terkait penyewaan pesawat berjenis ATR 72-600.
Erick menyerahkan segala bukti dan kelengkapan berupa hasil audit yang Kementerian BUMN lakukan bersama Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
“Korupsi dapat menghambat niat yang sebenarnya baik. Bersih-bersih BUMN dari korupsi terus dilakukan untuk memberi efek jera. Ini penting untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap BUMN.”
Dampak Bersih-Bersih BUMN
Di kesempatan yang lain, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap apa yang menjadi dampak dari program prioritas itu. Salah satunya adalah memberi keuntungan yang besar bagi negara.
“Sejak awal dilantik menjadi Menteri BUMN, saya langsung melakukan bersih-bersih dan membenahi BUMN. Ternyata ada hasilnya di mana keuntungan yang dihasilkan meningkat bahkan berlipat ganda,” kata Erick.
Sebelumnya, pada 2020, Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah periode 2021-2024 tersebut mengakumulasi total keuntungan yang negara hasilkan dari perusahaan BUMN. Angkanya hanya mencapai Rp13 triliun.
Namun, setelah masuk dan melakukan pembersihan di tubuh BUMN pada 2021, keuntungan yang negara dapatkan melonjak drastis. Total keuntungannya kini menjadi Rp61 triliun.
Keuntungan itu kemudian ia salurkan kembali melalui berbagai program untuk rakyat, mulai dari pembangunan, peningkatan kesejahteraan, perekonomian, dan lain sebagainya.
Baca juga:
- Melonjak Drastis! Erick Thohir Ungkap Keuntungan Negara dari BUMN
- Bersih-Bersih BUMN, Erick Thohir Hadapi Tiga Tekanan Besar
- Ravindra Airlangga Ajak Petani dan Pelaku UMKM Bogor Berorientasi Ekspor - 1 Oktober 2023
- 42 Persen Pendukung Gerakan 212 Memilih Anies - 30 September 2023
- Jika Pasangan Amin Maju, Hanya 16,5 Persen Warga Akan Memilih - 22 September 2023