
Nalar Politik – Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati melihat perjalanan mengawal pemulihan ekonomi dan menyehatkan ABPN masih akan panjang dan berliku. Karena itu, ia mengharapkan jajaran Kemenkeu terus berikhtiar untuk tetap bersama dan bersatu mengabdi untuk Indonesia.
“Ke depan, medan laga kita masih terjal, licin berbatu, dan penuh badai,” tulis Menkeu Sri Mulyani via akun Instagram @smindrawati, Sabtu (1/1).
Sewaktu memasuki tahun 2021, kisah Menkeu, ada rasa optimisme dan harapan dalam benak dan jiwa bangsa Indonesia. Optimis karena telah meninggalkan 2020 yang menurutnya sungguh kelam karena hempasan pandemi Covid-19.
“Kita berharap kehidupan dan ekonomi akan pulih. Namun kenyataan sungguh tidak pasti. Covid-19 masih merajalela dan bermutasi dan terus mengancam keselamatan rakyat dan ekonomi. APBN masih harus bekerja luar biasa berat.”
2021, lanjut Sri Mulyani, adalah cerita optimisme, harapan, namun juga cerita kecemasan. Varian Delta menular sungguh cepat dan ganas. Lebih dari 56.000 kasus harian di Juli. Rumah sakit penuh sesak antren pasien, supply oksigen kurang, ambulans sibuk mengangkut pasien dan korban pandemi.
“Setiap hari ada kawan, kerabat, saudara tertular atau bahkan meninggal. Kehidupan terhenti lagi. Ekonomi kembali lampus. Penerimaan negara tergerus. APBN memikul beban berat. Murung.”
Karena itu, ABPN, menurutnya, harus bekerja luar biasa, beradaptasi responsif dan efektif. Hal ini lantaran belanja kesehatan melambung tinggi untuk vaksin, membayar biaya perawatan, membangun rumah sakit darurat, serta memberi insentif tenaga kesehatan yang bertempur di garis depan.
“APBN hadir meringankan beban rakyat. Bantuan sosial diperluas. Usaha kecil, pedagang kaki lima, buruh mendapat bantuan. Internet, listrik dibebaskan atau diberi potongan agar anak-anak tetap bisa sekolah meski dalam jarak jauh.”
Meski negara, rakyat, dan ekonomi kembali genting, APBN, catatnya, menjadi instrumen pengaman dan pelindung yang andal dan diandalkan. Seluruh jajaran Kemenkeu tetap teguh, tekun, ulet, dan tabah bekerja meskipun 15.915 tertular Covid dan 130 kawan yang jatuh menjadi korban, meninggal.
“Duka dan kecemasan meliputi kita. Namun kita terus bekerja. Tiada lelah, tiada keluh kesah. Fokus bertugas, berikhtiar. Terus berdoa dan berupaya untuk menjaga dan memulihkan Indonesia.”
Baca juga:
- Utang Negara, Sri Mulyani, dan Presiden Jokowi
- Program Bantuan Sosial Harus Diberi Penuh tanpa Korupsi
Menkeu Sri Mulyani pun menjelaskan, reformasi dan transformasi organisasi terus berjalan. Bersama DPR, pemerintah berusaha menyelesaikan UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan, UU Hubungan Keuangan Pasar Daerah, UU Otonomi Khusus Papua, UU APBN 2022, dan UU Pertanggungjawaban APBN 2020.
“Tak ada jeda, tidak ada putus asa.”
Meski demikian, di penghujung 2021, ia melihat cahaya harapan kembali terang. Hal ini tampak dari makin terkendalinya Covid-19, percepatan vaksin, bahkan anak-anak mulai mendapat vaksin.
“Ekonomi kembali bergerak. Semangat kembali menyala. Harapan tidak pernah pupus.”
Walau 2021 dipandang sebagai tahun penuh cobaan, penuh duka, dan bahkan tragedi yang bukan sekadar narasi yang akan lewat begitu saja, jajaran Kemenkeu belajar sangat banyak.
“Sungguh kalian semua telah bekerja luar biasa. Tidak ada ikhtiar yang sia-sia. Tidak ada doa yang tak terjawab.”
Hal itu terlihat dari aspek penerimaan negara, seperti pajak, bea cukai, dan penerimaan bukan pajak, yang telah melampaui target.
“Alhamdulillah atas jerih payah, ikhtiar, dan upaya kalian semua, kita semua. Belanja negara terus kita perbaiki dan fokuskan untuk membantu rakyat, untuk mendorong pemulihan ekonomi. Kita kelola utang, pembiayaan, dan investasi dengan hati-hati dan bertanggung jawab.” [sm]
Baca juga:
- Pandemi Covid-19 dan Krisis Hak Asasi Manusia
- Diskursus tentang Masa Depan Keadilan Sosial setelah Pandemi
- SMRC: Kinerja Presiden Jokowi dan Calon Presiden 2024 - 28 Maret 2023
- Ganjar Pranowo Unggul di Internet dan Media Sosial - 4 Maret 2023
- Orang NU Lebih Pilih Ganjar yang Nasionalis daripada Anies yang Islamis - 2 Maret 2023