
Dialektika subuh,..
Hari hampir datang lagi
Sementara sejak petang hujan enggan usai
Deru tetesan air terus menghantam bumi
Membanjiri sungai-sungai dan selokan irigasi
Guntur dan petir sesekali terdengar saling menimpali
Cahaya tak ada lagi karna listrik mati
Di antaranya suara tangis bayi terbangun meminta perlindungan ibu dengan kehangatan asi
Lalu seruan kalimat-kalimat suci terdengar dari rumah-rumah tuhan yang sepi
Dikhianati hambanya yang tidur asyik bergelut dengan mimpi
Atau yang terjaga baru pulang dari tempat prostitusi dan kesenangan-kesenangan duniawi
Aku masih tertegun dalam perenungan diri bersama sunyi, di sudut jalan menyeruput kopi
membalas sapaan dan senyum mbok-mbok pemanggul dagangan hasil tani untuk dijajakan di pasar saat pagi
Terasa ikhlas sekali kehidupan dan takdir yang mereka jalani
membuatku terkadang iri gumamku dalam hati
tapi sudahlah, mungkin begini cara langit mengajarkan berbenah diri
melalui dialektika yang sulit dimengerti
*Al Akram, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
___________________
*Klik di sini untuk membaca sajak-sajak lainnya.
- Menkumham: Keberagaman Indonesia Timbulkan Polemik, Penting Ada Pendidikan Toleransi - 12 Desember 2022
- Pesantren Tebuireng: Intoleransi Agama Menguat Akibat Tumbuhnya Eksklusivisme dalam Masyarakat - 12 Desember 2022
- Sumpah Pemuda Bukti Kejeniusan dan Kebesaran Hati Pemuda Indonesia - 28 Oktober 2022