Doa untuk Ahok

Ada kemenangan sesaat. Ada kemenangan abadi. Kau menang karena mampu untuk tak mencuri ketika kau justru bekerja di sekeliling para pencuri. Kemenanganmu itu abadi meski langkahmu telah mereka hentikan untuk sesaat.

Bukan hanya penjara, kuburan yang sempit pun akan tetap terasa luas bagi mereka yang lebih dulu melapangkan hati dan pikirannya. Terzalimi tapi tak menzalimi, teraniaya tapi tak menganiaya, terhasut tapi tak menghasut.

Dunia yang luas dapat saja terasa terlalu sempit bagi hati dan pikiran yang tersesaki dendam, kebencian, dan nafsu angkara murka.

Kau sama sekali tak menzalimi siapa-siapa, pastilah Tuhan takkan menzalimimu. Kalaupun mereka mampu memenjarakanmu, Tuhan takkan menghalangi kemuliaan yang Dia berikan untukmu.

Aku sebagai seorang rakyat jelata, mengirim doa untukmu di sana—doa untuk Ahok. Agar kedamaian dan kebahagiaanmu lebih besar daripada siapa saja yang telah membiarkan kezaliman kian membesar.

Dia fenomenal, namun juga tragedi. Dikagumi, namun jadi korban juga.

Lalu, apa pelajaran penting yang bisa saya ambil dari sosok Ahok itu adalah dedikasi, ketulusan, keinginan kuat untuk bekerja. Bukan untuk diri sendiri saja, tapi untuk banyak orang yang membutuhkan tangannya.

Jika ia semata-mata ingin berkuasa, ia hanya mengejar yang bisa bikin senang semua orang. Ia tidak begitu. Ia bukan mengejar bagaimana membuat semua orang merasa senang, tapi lebih memberikan fokus pada bagaimana meletakkan segalanya pada tempat yang benar.

Baca juga:

Ia tentu saja sadar, kebenaran itu takkan menyenangkan bagi semua orang. Namun, ia memilih untuk tidak disenangi orang-orang sepanjang bisa menempatkan sesuatu pada tempat yang benar.

Tidak ada pencuri yang menyenanginya. Tak ada penjahat yang gembira dengan keberadaannya. Tidak ada penipu yang girang dengan sepak terjangnya.

Maka itu kenapa penipu, pencuri, dan banyak penjahat bisa saling bekerja sama. Hanya untuk menghancurkannya sehancur-hancurnya.

Mereka yang menghancurkannya ada yang bisa hidup mewah di negara orang, dan bahkan tak tertarik lagi untuk pulang. Mereka yang menghancurkannya ada yang tertawa girang, karena yakin jurus mereka dalam menghancurkannya masih bisa digunakan untuk menghancurkan yang lain lagi.

Pemenjaraannya membuat banyak orang senang. Banyak orang girang. Nurani hilang.

Paling tidak, dia dengan kesendiriannya masih bisa membawa pesan sangat berharga; bahwa segala yang berharga memang lebih menyita tenaga.

Bahwa sesuatu yang baik memang bisa dihantam oleh kekuatan buruk. Tapi, Yang Maha Baik pastilah jauh lebih kuat yang kelak akan menunjukkan kepada mereka siapa yang sebenarnya benar-benar kuat.

Dia laki-laki yang cukup percaya diri. Karena dia percaya ada Tuhan yang takkan membiarkan dia hanya bekerja  sendiri. Ia menularkan cara pandang bagaimana menjadi pemberani sebenarnya.

Halaman selanjutnya >>>
Zulfikar Akbar