
Nalar Warga – Bharada Eliezer, polisi termuda dan pangkat terendah dalam kasus ini, melawan Ferdy Sambo sang jenderal bintang dua, dan tiga tersangka lainnya. Semua “perlawanan”-nya ini tergambar saat rekonstruksi.
Saya coba menerka pula kemungkinan hukuman yang akan diganjar kepada Sambo. Ada kemungkinan bahwa Sambo dapat bebas dari pasal pembunuhan berencana! Seperti apa?
Saya melihat ada versi yang berbeda dari rekonstruksi, terutama soal peran Ferdy Sambo. Pertama: dalam versi rekonstruksi nyata, tidak ada adegan Ferdy Sambo menembak Yosua.
Saat rekonstruksi dilakukan di rumah dinas Duren Tiga, Eliezer menembak Yosua 3-4 kali. Namun, tidak dilanjutkan dengan Sambo menembak Yosua, melainkan Sambo menembak dinding rumah. Ini dilakukan Sambo untuk mendukung skenario yang dibuatnya bahwa terjadi tembak-menembak antara Brigadir Yosua dan Bharada Eliezer.
Namun, pada rekonstruksi versi 3 dimensi (3D), peristiwanya justru berbeda! Setelah 3-4 kali tembakan dilakukan Eliezer, Sambo melanjutkan menembak di bagian kepala Yosua. Versi ini sesuai dengan hasil autopsi final Yosua: ditemukan ada 5 luka tembak pada tubuh Yosua.
Ada hal yang menarik di sini. Kalau Anda masih ingat pernyataan Kapolres Jaksel soal autopsi pertama, luka di hidung disebut karena serempetan peluru. Belakangan diketahui, itu adalah luka tembus akibat tembakan dari bagian belakang kepala, yang diduga dilakukan Sambo.
Mengapa Sambo menyembunyikan tembakan kepala belakang ini? Ada kemungkinan ini bisa meringankannya di Pengadilan kelak, dan bahkan bisa membuat kabur dakwaan, sehingga muncul potensi pengurangan hukuman, atau bahkan bebas?
Tidak hanya soal perbedaan siapa saja yang menembak Yosua. Setidaknya, saya menemukan ada 3 hal yang berbeda yang tidak terungkap jelas dalam rekonstruksi, dan merupakan hal terpenting dari kasus ini:
Pertama, proses perencanaan pembunuhan (yang sama sekali tidak tergambar dari rekonstruksi). Padahal pasal yang dikenakan adalah pasal 340 KUHP, yang adalah pasal pembunuhan berencana. Lalu pertanyaannya kini, di mana proses perencanaannya?
Kedua, bentuk pelecehan apa yang dilakukan Yosua terhadap Putri Candrawathi, jika memang benar terjadi?
Ketiga, kronologi penembakan yang berbeda atas eksekusi Brigadir Yosua.
Dari fakta-fakta ini, ada kesimpulan, Bharada Eliezer berbeda keterangan dengan keempat tersangka. Dengan kata lain, Eliezer melawan 4 tersangka. Eliezer adalah pangkat terendah, dengan salah satu tersangka lainnya sang jenderal bintang dua, Ferdy Sambo.
Apa yang akan terjadi di depan? Saya lantas menemui pengacara yang pertama kali mendampingi saat Eliezer mengubah keterangan di Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Polisi, dari cerita rekayasa berubah menjadi fakta.
Deolipa Yumara, mantan pengacara Eliezer, adalah orang yang pertama kali membujuk Eliezer. Deolipa juga yang kemudian menyaksikan Eliezer mengubah BAP-nya, dari BAP rekayasa pada waktu itu menjadi BAP yang dianggap saat ini sebenarnya.
Dari informasi yang dijelaskan Deolipa, terungkap bahwa orang tua Eliezer sempat datang ke Jakarta. Kedatangan tersebut disebut atas permintaan grup Sambo. Menurut cerita Eliezer, Sambo hendak “merangkul & melindungi” orang tua Eliezer.
Namun akhirnya, Brimob bergerak cepat untuk mengamankan keluarga Eliezer. Hal itu telah dikonfirmasi Deolipa kepada satuan Brimob yang mengamankan.
Halaman selanjutnya >>>
- Murid Budiman - 1 September 2023
- Budiman Sudjatmiko, Dia Pasti Adalah Siapa-Siapa - 30 Agustus 2023
- Mereka Lupa Siapa Budiman - 28 Agustus 2023