
Enu molas hio..
Di sudut matanya, bening air terbendung, mulut terkatup, wajah tengadah, pikiran hanya bertumpu pada harap yang sepertinya kosong.
Indahnya terhenti di sarang nakal laba-laba bergeming di sana.
Enu molas hio..
Sesekali tubuhnya ingin berontak
Menolak apa yang tak sepaham
Menjauhkan apa yang tak sejalan
Namun hati berkata tak mampu
Bahkan hingga mulut melafalkan asma Tuhan
Enu molas hio..
Merasa kehidupan ini begitu naif tersiakan hasrat dan cita
Terasingkan buah-buah cinta di pikirannya
Hingga senyum tak cukup mampu menjadi penawar perih
Bahkan jika bunga setaman bermekaran tiada mencipta ketenteraman batinnya
Enu molas hio..
Dengan linang air matanya masih mencoba meraba
Menikam sepi yang nyaris setiap malam menggaulinya
Menepis prahara di ujung sujud dan doa teramat mulia
Meski tidak dimungkiri sesak kian berjelaga
Sepi Tanpamu
Hari-hari terasa mati tanpamu di sini
Aku menangis
Bila ingat lagi
Saat patah hatiku
Kau tinggal pergi
Berlingan kenanganmu
Menyisakan semua rinduku
Masihkah ada aku di hatimu?
Apakah dia telah seutuhnya memilikimu?
Dunia ini seakan tak pernah adil
Saat kau mencintai diriku
Kuabaikanmu
Saat aku mulai menemukan artimu
Kau pun mengabaikan aku
Mengapa harus dia?
Tidakkah selama ini hanya ada namaku di hatimu?
Detik ini terasa terhenti
Saat tak lagi ada kau di sisi
Ingin menemuimu kutakut
Kau kan menolakku tanpa hati
Aku Hidup di Antara Titik dan Koma
Ada saatnya aku harus berhenti
Pada suatu titik karena kejenuhan
Namun yang kutahu hanyalah koma
Selalu dan selalu membuat kalimat yang baru
Bagaimana aku dan keadaanku
Aku ingin berhenti di titik
Karena aku sadar
Untuk mendapatkanmu hal yang mustahil
Karena sebuah perbedaaan status sosial
Tapi bagimu hidup adalah koma
Membuat kalimat yang baru
Kisah hidup yang baru
Apa pun itu alurnya
Engkau ingin lalui bersamaku
Dan kini aku berada di antara titik dan koma
Ada Apa dengan Cinta Ini
Semenjak perkenalan itu rasaku ini tumbuh, menghadirkan aksara rindu yang duduk anggun di beranda maya, menagih janji sua yang tak tahu malu, lantaran menanti yang tidak berwujud adalah mati.
Sedang aku bergumul asmara, lantas mati rasa sebab patah yang ditimbulkannya, tiba-tiba saja kalut takut menghujam ikhtiar sebab bermula dari kerinduan yang mencekik lalu tersenyum dengan pipi merah merona menyaksikan rindu membawa deru ombak pada bibir pantai memberi kecupan tanpa jeda.
Keterangan:
- Enu: panggilan khas untuk perempuan Manggarai
- Molas: cantik, anggun
- Hio: menunjukkan tentang sesuatu, entah itu orang ataupun benda
- Ketika Para Seniman Masuk dalam Panggung Politik - 28 Juni 2023
- Tentang si Enu dari Kutub Utara - 2 Februari 2023
- Kata Hati - 22 Januari 2023