Hadiah Natal Seorang Narapidana

Hadiah Natal Seorang Narapidana
©SuprZena

Adam beri hadiah natal dua pasang kancut buat kekasihnya dengan pesan bahwa seks itu suci dan perlu dijaga.

Rutan, suatu malam. Germis langit berderai. Tahanan menggigil. Dingin dan piluh. Dari sudut, seorang bersuara, “Rutan adalah rumah pertobatan. Kita mesti kembali. Metanoia.”

Adam berdiri dekat pintu sel. Memandang pohon natal yang kuyup. Kerlib cahaya yang anggun menggetarkan romansa masa silam. Kisah cinta di kampus filsafat. Cinta dengan dengan komposisi literasi: saling menukar buku, membaca buku, menulis puisi, dan berdiskusi tentang eros dan feminisme. Cinta dengan wibawa intelektual yang khas, tetapi runtuh di kamar kos yang germerlap dengan quotes para filsuf. Adam pandai membaca filsafat, tetapi tidak cukup cerdas mengontrol erotika.

Seks butuh filsafat. Adam mengabaikan itu. Rasionalitas diuji pada saat tegang persanggamaan. Namun ia telanjur irasional, tenggelam dalam hanyut kabut bahasa tubuh. Casual sex. Che roba. What a thing. Bahasa hasrat lelaki. Adam menghamili Evlyn.

***

Setahun lalu ia ditangkap. Kuliah tak selesai. Gagal di semester V. Pulang kampung dan diketahui bermasalah karena kasus pelecehan seksual dan aborsi. Adam ditahan dan gairah seks makin tak tertanggungkan. Di balik jeruji ia seperti sepakat dengan Hegel bahwa cinta adalah kontradiksi paling dahsyat. Seks membuat dia kehilangan diri untuk menemukan diri.

Di penjara, rumah pertobatan, ia bersolilokui. Bertanya diri mencari jati diri. Ia sadar dan ketika natal hampir tiba, ia titipkan hadiah untuk Evlyn. Mereka masih tetap saling mencintai. Evlyn menerima pemberian Adam dengan derai air mata. Dekap tak sampai. Cinta di aral jeruji.

***

Natal tiba. Evlyn membuka kado. Tak ada air mata. Jiwa mudanya riang gembira. Ia mendapat hadiah natal paling personal, dua pasang celana dalam sorex dan high waist. Hadiah ini adalah hadiah kesukaan karena Adam punya kosakata sendiri tentang pemberian itu.

“Mengapa kamu beri ini, Adam?” kata Evlyn saat pertama kali tahu kalau kado yang ia terima isinya kancut.

Adam menjawab, “Evlyn, perempuanku. Aku memberi itu supaya engkau tahu kepada siapa engkau bersetubuh dan dengan siapa engkau mengandung. Aku beri itu agar engkau tidak salah mengandung dan supaya engkau melahirkan dengan sukacita. Ingat, seks itu kudus. Karena itu, bungkuslah ia dengan tanggung jawab yang benar.”

***

Adam, tahanan yang pernah belajar filsafat mencoba mengerti bahwa natal membawa pesan cinta dan intimitas pasangan. Allah memilih perempuan sederhana, saleh, dan perawan. Perempuan itu bertunangan dengan lelaki tulus hati. Cinta keduanya tetap cinta suci. Adam beri hadiah natal dua pasang kancut buat kekasihnya dengan pesan bahwa seks itu suci dan perlu dijaga. Setiap pasangan bertanggung jawab terhadap pasangannya.

***

Di balik pintu sel Adam berbisik lirih, “Aku beri itu supaya engkau tahu kepada siapa engkau bersetubuh dan dengan siapa engkau mengandung, supaya engkau tidak salah bertian dan supaya engkau melahirkan anak dengan sukacita.”

Edy Soge
Latest posts by Edy Soge (see all)