Kehampaan Spiritualitas

Jadi, diplomasi spiritual harus mengedepankan beberapa aspek tertentu agar terhubung dengan yang Ilahi. Ini bukanlah satu-satunya jalan, namun adakah jalan pintas yang lebih baik untuk menuju Tuhan selain daripada mengedepankan sikap trans-personalisme Ilahi.

Orang tidak harus mencari guru tarikat atau sufi untuk mendekatkan diri dengan yang Ilahi. Tetapi, mereka cukup harus belajar dari orang-orang yang telah cukup pantas untuk berdialog dengan Tuhan.

Makin kita berpaling dari yang Ilahi, makin hati kita keruh dan bahkan kering. Kita tidak perlu atau seharusnya memotong tali ke-duniawi-an, tetapi yang kita perlukan adalah mengendalikannya.

Para guru sufi mengajarkan tentang sikap pengendalian ini. Menjadi sufi bukanlah dengan cara menjadi miskin dan menjaga jarak atas otoritas dunia, tetapi bagaimana, bahkan dalam keadaan yang begitu pahit manusia bisa selalu bernafas seperti ruh Ilahi yang menghidupi jiwa-jiwa kematian.

Manusia hari ini harus bisa berdiri dan berkata “iya” terhadap spiritualitas, bukan sebagai kebutuhan, tetapi sebagai jawaban. Tidak semua pertanyaan ada jawabannya, sementara setiap jawaban tidak selalu membutuhkan pertanyaan.

Ada saat di mana manusia harus diam untuk merefleksikan apa kenyataan serius di kehidupan ini. Manusia modern hanya butuh beberapa saat untuk diam, memikirkan ulah tentang dari mana dan akan ke mana kehidupan ini tanpa harus pusing dengan ini dan saat ini.

Judul: Menyingkap Rahasia Spiritualitas Ibn ‘Arabi
Pengarah: Ruslan
Penerbit: Pustaka al-Zikra
Halaman: 271
Terbit: Agustus 2017
ISBN: 978-979-35038-2-2

___________________

Artikel Terkait:
Rohmatul Izad
Latest posts by Rohmatul Izad (see all)