
Banyak orang yang menafsiri sebuah tantangan sebagai ancaman yang mengerikan dan sesuatu yang dapat membuat kesusahan. Sehingga, mereka pun memilih untuk mencari kehidupan yang tenang dan damai tanpa adanya tekanan maupun tantangan ataupun yang biasa kita sebut dengan berada pada zona nyaman.
Hanya orang-orang yang berparadigma kerdillah yang memiliki pola pikir seperti itu. Mereka takut tantangan itu akan menjadi penghalang dari kesukseasan yang mereka impikan. Padahal itu salah. Tanpa mereka sadari, mereka telah melewatkan kesempatan untuk meraih masa depan yang “mapan” dengan tantangan.
Kenapa? Sebab, di balik tantangan, kita dapat melatih mental kita untuk menjadi lebih kuat dalam menghadapi problematika serumit apa pun. Dari situlah kita akan belajar menjadi orang yang kreatif dan inovatif untuk mewujudkan impian yang telah diangan-angankan.
Tak hanya itu, dengan banyaknya tantangan yang akan kita hadapi, kita juga akan dilatih untuk bersikap dewasa dan lebih profesional dalam memecahkan masalah. Proses pendewasaan itulah yang juga akan menjadi bekal kita dalam merajut cita-cita dan masa depan yang” mapan” dengan tantangan yang kita hadapi.
“Guru terbaik adalah pengalaman.” Mungkin itulah sepatah kalimat peribahasa yang selalu tergiang dalam telinga kita. Karena, dengan pengalaman, kita akan mendapatkan pelajaran dan wawasan dalam merajut kisah masa depan. Namun, pengalaman yang berkesan tidak akan kita dapat dengan pola kehidupan yang stagnan, melainkan dengan kehidupan yang penuh tantangan dan tekanan.
Tantangan sekilas memang seperti sebuah ancaman. Namun jika kita rasakan dan dalami, kita akan menemukan berjuta ibrah dan pengalaman yang dapat membuat perubahan besar dalam kehidupan kita. Mayoritas orang yang sangat getol pada tantangan akan lebih mahir dan kreatif dibanding mereka yang memilih untuk hidup santai saja.
Para suksesor, pejabat, maupun para seniman tidak akan meraih profesi tersebut tanpa melalui tantangan dan tekanan kala melakukan proses merajut masa depan. Sebagaimana kata pepatah, “nakhoda yang tangguh tidak akan lahir di laut yang tenang.”
Baca juga:
Dalam sematan kata pepatah tersebut dapat kita simpulkan bahwasanya untuk menjadi seorang yang nakhoda yang tangguh, haruslah kita berlayar di laut yang berombak deras. Analogi itu sama halnya dengan proses merajut masa depan yang elok; tentunya kita harus melewati pahitnya tantangan kehidupan.
Dalam merintis kisah melalui tantangan yang besar, kita juga akan memiliki pendirian yang teguh sehingga tak mudah goyah dengan rintangan yang akan dihadapi di masa depan. Karena teguh pendirian juga merupakan pelajaran tersirat yang diajarkan oleh tantangan.
Aspirasi dan ambisi dalam menghadapi tantangan haruslah tetap bersatu padu. Karena, jika salah satu dari sifat tersebut terpisahkan, maka akan berdampak tinggi pada mental kita untuk menghadapi tantangan. Walhasil, kita akan berputus asa dan menyerah di tengah jalan.
Oleh karenanya, ambisi dan aspirasi harus tetap terikut-sertakan dalam menghadapi pahit getirnya tantangan untuk menjaga kekokohan mental yang kita miliki. Tak luput pula, kita harus melatih hati kita menjadi jiwa hati pemberani dan merayu jiwa kita untuk bergerak keluar dari zona nyaman dan tatap masa depan “mapan” dengan tantangan dan rintangan.
- Keluarlah dari Zona Nyaman - 23 Januari 2020