
Nalar Politik – Kembali merebaknya kasus kejahatan jalanan atau klitih di Jogja makin membuat resah banyak pihak. Tidak hanya meninggalkan trauma di sisi korban, tetapi juga membenamkan rasa waswas terhadap siapa saja yang hendak bepergian di wilayah ini.
Menurut Wakil Kepala Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Brigjen Pol R Slamet Santoso, kasus kejahatan jalanan yang terus terjadi provinsi ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan upaya penegakan hukum. Butuh upaya lain yang lebih komprehensif, seperti tindakan preventif atau pencegahan.
“Memang klitih ini kita harus selesaikan secara komprehensif, tidak bisa hanya dengan penegakan hukum,” kata Slamet saat Jumpa Pers Akhir Tahun 2021 di Yogyakarta, Rabu (29/12).
Bukan tanpa alasan, kasus klitih di Yogyakarta, sepanjang 2021, tercatat mencapai 58 kasus. Angka ininmeningkat dibanding tahun lalu yang tercatat 52 kasus.
Dari kasus itu, jumlah pelaku mencapai 102 orang. Sebagian besar (80 orang) berstatus pelajar dan sisanya adalah pengangguran.
Merespons itu, Polda DIY mengaku telah melakukan analisis dan evaluasi. Pihaknya menyimpulkan, diperlukan penguatan pada upaya preventif atau pencegahan, selain tindakan hukum.
Sebagai tindak lanjut, Polda DIY, dalam waktu dekat ini, akan menggencarkan pembinaan dan penyuluhan, terutama ke desa-desa yang teridentifikasi sebagai tempat tinggap para pelaku klitih.
“Kami sudah memiliki data di mana sekolah, di mana rumahnya. Penyuluhan akan kami berikan kepada orang tua.”
Peran orang tua, menurut Slamet, menjadi salah satu kunci untuk menekan munculnya kasus kejahatan serupa di kemudian hari. Tidak sedikit orang tua yang kini memfasilitasi sepeda motor untuk putra-putrinya kendati belum cukup umur.
“Belum cukup umur tapi dibelikan sepeda motor, itu bahaya.”
Baca juga:
Untuk membina karakter para remaja yang berpotensi terlibat dalam kejahatan jalanan, Polda DIY akan menggandeng Dinas Pendidikan dan Dinas Sosial di kabupaten/kota untuk memberikan penyuluhan kepada para siswa.
Penyuluhan di sekolah, kata Slamet, harus berkelanjutan mengingat para pelajar yang masuk DIY berasal dari berbagai daerah dari Sabang sampai Merauku beserta budaya masing-masing yang melekat.
“Untuk DIY itu never ending process guna kegiatan penyuluhan karena setiap tahun siswa dan mahasiswanya berganti terus sehingga kita terus menyosialisasikan tentang hal-hal kebaikan.”
Dalam waktu dekat juga, patroli berskala besar bakal digencarkan mulai dari level polda, polres, hingga polsek untuk memastikan jalanan aman dari kasus kejahatan.
Polda DIY akan berkoordinasi pula dengan Dinas Pekerjaan Umum serta Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) DIY untuk memastikan seluruh jalan mendapatkan lampu penerangan serta CCTV.
“Tidak boleh ada daerah atau jalan-jalan di wilayah Yogyakarta yang gelap.”
Kasus Klitih di Jogja Kembali Terjadi
Baru-baru ini, tepatnya Senin, 27 Desember 2021, satu anak menjadi sasaran pembacokan senjata tajam. Peristiwa ini terjadi pukul 01.30 WIB di kawasan Jalan Kaliurang, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Dijelaskan Kabid Humas Polda Daerah Istimewa Yogyakarta Kombes Pol Yulianto, saat itu korban dan tiga kawannya menuju warung makan, sekitar pukul 00.00 WIB.
“Selesai makan, mereka akan pulang ke rumah temannya. Namun, di tengah jalan, korban yang mengendarai motor dilempar botol dan ditendang sehingga jatuh,” kata Yulianto dilansir Tirto (28/12).
Terduga pelaku kemudian mengejar korban yang berusaha melarikan diri. Korban luka di bagian punggung, telapak tangan, dan mulut. Korban lantas mengadukan peristiwa itu ke Polsek Naglik.
Baca juga:
Polisi menindaklanjuti perkara, pukul 21.00 WIB, pada hari yang sama, dan langsung menangkap lima terduga pelaku.
“Saat ini sedang kami dalami peran masing-masing untuk menentukan apakah yang bersangkutan bisa dilanjutkan ke proses penyidikan atau tidak,” kata Yulianto.
Di hari yang sama, aksi kejahatan serupa terjadi juga di underpass Kentungan, Sleman, Yogyakarta. Pipoy, salah satu korban, menjelaskan kejadian yang ia alami saat pulang kerja pada Senin malam.
Ia memutuskan untuk tidak melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwajib. Menurutnya, sudah banyak kasus serupa yang terjadi di Jogja, namun hingga saat ini klitih masih saja terjadi di Jogja.
Alih-alih melapor, Pipoy lebih memilih membagikan kisah tersebut di Twitter agar masyarakat, khususnya yang tinggal di Jogja, lebih berhati-hati kembali terhadap klitih di Jogja.
- Jika Pasangan Amin Maju, Hanya 16,5 Persen Warga Akan Memilih - 22 September 2023
- Figur Presiden Lebih Kuat daripada Partai Politik - 8 September 2023
- Rakyat Indonesia Menolak MPR Jadi Lembaga Tertinggi Negara - 27 Agustus 2023