Krisis Ideologi dalam Masyarakat

Krisis Ideologi dalam Masyarakat
©All Posters

Setiap perjumpaan menyatakan perbedaan. Kita semua terhimpun dan diikat oleh setiap Mazhab. Kesiapan untuk berkomunikasi merodai kehidupan sesama spesies, akan tetapi tidak ada kesiapan yang matang di abad XXI. Para sarjana mengamati setiap perkembangan; mengusut tuntas kelaparan, krisis ekosomi, maupun sosial. Ini menjadi pelajaran untuk kita meneruskan apa yang disebut revolusi.

Mengamati dari setiap perjumpaan di tengah-tengah keramaian manusia menuntut saya untuk lebih mengetahui setiap budaya yang lahir di tengah-tengah kita. Di samping itu, ini membawa saya untuk lebih mengenal diri sendiri. Kenapa saya katakan demikian?

Bahwa setiap bertatapan dengan setiap manusia, di mata mereka sangat menunjukkan keunikan yang ada pada diri saya. Begitu pun sebaliknya, namun apakah masing-masing sadar akan hal ini?

Ada yang menyadarinya namun acuh tak acuh karena kita berada di tengah-tengah arus yang makin membawa setiap manusia kepada individualisme.

Pengalaman yang sangat berharga kepada bangsa dan negara tentunya tidak terlepas dari suatu peristiwa yang menggerakkan perlawanan, atau mencapai suatu konsensus untuk keluar dari konflik yang berkepanjangan.

Bencana kelaparan yang sangat mematikan pernah terjadi di Benggala pada 1770 dan 1943 yang menghancurkan dan memusnahkan kira-kira sepertiga dari populasinya disebabkan oleh kekeringan ekstrem dan gagal panen. Situasi makin diperparah dengan kebijakan pemimpin yang hanya memedulikan pemasokan daripada rakyat.

Krisis Asia pertama kali muncul di Thailand pada 1997 dan dengan cepat menyebar ke seluruh Asia Timur dan mitra dagangnya. Pada Juli 1997, pemerintah Thailand sampai harus meninggalkan kebijakan nilai tukar tepatnya (fixed exchange rate) terhadap dolar AS yang telah diterapkannya begitu lama. Sebabnya adalah kurangnya cadangan mata uang asing negara.

Pada 1918, India sudah lebih seratus tahun dijajah Inggris. Flu spanyol melanda negara itu pada Mei 1918. Warga India lebih terkena pengaruh buruk dibandingkan penduduk Inggris. Tingkat kematian kasta rendah Hindu adalah 61,6 per 1.000 orang, sementara di antara penduduk Eropa adalah kurang dari 9 orang per 1.000.

Baca juga:

Kelompok nasionalis India, di mana Mahatma Gandi termasuk di dalamnya, menggunakan persepsi yang muncul bahwa penjajah Inggris telah melakukan kesalahan dalam menangani krisis.

Sebab-sebab inilah yang menjadi pelajaran untuk setiap manusia, baik pemangku maupun masyarakat yang ada di dalamnya. Komunikasi yang baik antara kelompok internal dan eksternal untuk memberantas krisis ini sehingga ada diplomasi yang diterapkan sungguh menghasilkan konsensus yang baik pasca krisis yang pernah terjadi di abad-abad sebelumnya.

Kita telah sampai pada kehidupan yang memfasilitasi setiap aktivitas kita tergantung pada teknologi. Teknologi sangat membantu kita untuk menjangkau sesuatu yang sebelumnya sangat sulit mengenai informasi, komunikasi, dan untuk mengetahui aktivita-aktivitas manusia di belahan bumi lain.

Sebenarnya perubahan sosial dalam masyarakat pastilah terjadi. Karena masyarakat pun ikut berkembang bersama teknologi, yang bisa dikatakan membuat pola pikir dan perilaku masyarakat perlahan berubah mengikuti zaman.

Kesadaran untuk melawan sifatnya yang membuat candu adalah pengawasan ketat dari orang tua dan kesadaran eksistensi diri dalam melihat dunia.

Yovinianus Olin
Latest posts by Yovinianus Olin (see all)