
Nalar Politik – Amin Mudzakkir, peneliti di LIPI, mengaku lebih mudah kalahkan Prabowo Subianto daripada Anies Baswedan. Ada sejumlah alasan mengapa sampai memastikan hal demikian, dan itu ia terangkan dalam Antara Prabowo dan Anies Baswedan.
Pertama, meski ia sendiri tidak suka, Amin melihat Prabowo jauh lebih jujur—naif, tepatnya—daripada Gubernur DKI Jakarta tersebut. Sosok Ketua Umum Partai Gerindra ini nyaris tidak pernah menyembunyikan sikapnya yang berangasan, yang mudah sekali naik darah dan emosian. Sebab ia memang yakin bahwa apa yang diomongkannya ke khalayak publik selama ini adalah sebuah kebenaran.
“Orang dengan karakter seperti Prabowo Subianto, akan tetapi, mudah sekali dimanfaatkan oleh teman-teman dekatnya. Diberi mimpi-mimpi yang sesungguhnya jauh dari kenyataan.”
Sementara itu, Anies Baswedan Amin pandang sebagai tipikal politisi Machiavellian sejati. Disebut Machiavellian, sebab Anies lebih gemar menghalalkan segala cara demi meraih tujuan politiknya.
“Dia (Anies) mempunyai seribu wajah yang masing-masing akan digunakan sesuai dengan situasinya. Di kalangan pluralis, dia akan berbicara kebinekaan. Di kalangan islamis, dia akan menonjolkan ukhuwah keumatan.”
Ya, dengan bekal pendidikan formal yang terbilang tinggi, tentu Anies tahu persis bagaimana arus-arus politik yang dominan hari ini. Anies jelas paham bagaimana menggunakan situasi itu bagi pencapaian hasrat berkuasanya kini dan ke depan.
“Arus politik yang dominan hari ini di Indonesia, khususnya, adalah Islam. Anies Baswedan akan mengumpulkan semua potensi di sekitarnya untuk mengalirkan arus ini ke dalam semacam bendungan.”
Jika saatnya tiba, bendungan itu akan Anies buka. Hal ini bisa menimbulkan histeria nasional, seperti terjadi dalam peristiwa aksi 212 silam. Hanya dengan merawat arus politik inilah, terang Amin, dia bisa berkuasa. Sebab cukup pasti para pendukungnya sendiri tahu bahwa dia tidak bisa bekerja.
“Saya kira karier politik Prabowo sudah berakhir, tetapi tidak demikian dengan Anies Baswedan. Dia akan belajar dari keberhasilan partai-partai oposisi di pilkada kemarin yang meraih suara besar, padahal tidak diunggulkan.”
Raihan suara tersebut pun masih bisa terus dimaksimalkan oleh Anies, khususnya di Jawa. Dia diyakini pasti mengerti kalau angka-angka dalam pilkada 2018 bukan tolok ukur yang kokoh untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada pemilu 2019.
“Oleh karena itu, bagi Jokowi, tentu lebih mudah kalahkan Prabowo daripada Anies Baswedan.”
___________________
Artikel Terkait:
- Anies Baswedan Rangkul FPI, Guntur Romli: Demi Agenda Politik Pribadi
- Jika Maju Jadi Cawapres Prabowo, Anies Bisa Jatuh Tertimpa Tangga Pula
- Ridwan Kamil Menghambat Suara Prabowo dan Anies di Jawa Barat - 27 Januari 2023
- Penasaran dengan Twitter Blue? Inilah 7 Fitur Andalannya - 27 Januari 2023
- Pengaruh Presiden Jokowi terhadap Basis Dukungan PDIP dan Ganjar Pranowo - 23 Januari 2023