
Nalar Politik – Seorang warganet berakun @Timobros menyebut lelaki yang menyalahkan cara berpakaian perempuan sebagai asal dari pelecehan seksual itu biasanya punya hasrat terselubung. Nafsu berahinya hendak diredam dengan beralih menyalahkan korban.
“Istilahnya, predatory,” kicau Timo, Selasa (17/9).
Entah ini ada hubungannya dengan kasus Shandy Aulia yang tengah geger di media sosial atau tidak. Yang jelas, sang pengicau ingin kasih tahu publik kalau sumber permasalahan sosial seperti pelecehan seksual tidaklah lahir tersebab cara berpakaian perempuan.
Ia percaya, kejahatan itu muncul dari ketidakmampuan si pelaku mengendalikan hasrat menggebunya menyaksikan lekukan terindah di bumi manusia ini.
“Kalau perempuan yang membenarkan itu salah perempuannya juga, itu namanya udah diindoktrinasi,” tambahnya.
Timo lalu memberi contoh bagaimana dulu, beberapa dekade lampau, perempuan-perempuan Bali masih telanjang dada di ruang-ruang publik. Yang melihatnya pun tampak biasa-biasa saja, tidak langsung jadi bahan sasaran pelecehan seksualnya.
“Pernahkah ada pemerkosaan massal (melihat perempuan telanjang dada)?”

Karena itu, harap Timo, cara berpikir lelaki harus sudah diubah. Tidak lagi sekadar memandang perempuan sebagai objek seksual belaka, melainkan sebagai manusia—meski tampilannya memang berbeda secara fisik.
“Yang harus diubah itu mindset-nya, beb.” [tw]
- Ravindra Airlangga Ajak Petani dan Pelaku UMKM Bogor Berorientasi Ekspor - 1 Oktober 2023
- 42 Persen Pendukung Gerakan 212 Memilih Anies - 30 September 2023
- Jika Pasangan Amin Maju, Hanya 16,5 Persen Warga Akan Memilih - 22 September 2023