Mahasiswa! Tumbangkan Demokrasi Feodal Sulawesi Barat

Posisi Mahasiswa

Sungguh, virus feodalisme telah jadi watak pemerintahan kita. Penyakit ini mulak sirna. Kita harus perbaiki pola perpolitikan, agar demokrasi mampu wujudkan kesejahteraan untuk semua. Bukan untuk semua anak-anak keluarga atau klan tertentu yang berbasis feodal itu.

Semua kalangan harus bersatu menumbangkan demokrasi feodal di Sulbar. Kalau tidak, jangan harap ketidakadilan sistemik di tanah Sulbar malaqbiq ini akan terpecahkan.

Posisi mahasiwa di mana? Berada di luar dari trias politika. Namun, di saat yang sama, bertanggung jawab penuh membersihkan virus demokrasi feodal. Itulah perjuangan mahasiswa yang harus ditunaikan.

Gerakan mahasiswa mesti tahu, kebobrokan di tubuh demokrasilah yang jadi biang penderitaan rakyat. Maka, harus bersatu padu mendorong terciptanya demokrasi yang bebas dari watak-watak feodal itu.

Itulah mengapa 1998 mahasiswa Indonesia dalam batas-batas kemuakannya menyatu dalam tubuh masyarakat Indonesia. Mereka menumbangkan rezim Soeharto yang menjadi dalang atas demokrasi feodal-fasis yang menyengsarakan masyarakat selama puluhan tahun. Feodalisme Soeharto menjadi contoh riil dari kebobrokan sejarah pemerintahan kita.

Feodalisme adalah musuh demokrasi. Jangan sampai watak-watak feodal itu menjalar dalam tubuh pemerintahan Sulbar yang tercinta. Mahasiwa Sulbar, dari mana pun, bertanggung jawab penuh atas terwujudnya masyarakat adil makmur dalam menampar virus demokrasi feodal itu.

Ayo, kawan. Segenap kekuatan pena dan segala daya kita, gerakan mahasiswa harus bersama-sama mendorong penuh terwujudnya demokrasi ekonomi politik untuk Sulbar. Agar segenap wakil rakyat kita tidak lagi bertubuh feodal, mempraktikkan demokrasi feodal di Sulbar, tetapi bertubuh rakyat seperti yang Abraham Lincoln katakan. Agar menjadi penyambung lidah rakyat seperti yang Bung Karno maksudkan. Jika tidak, maka ketidakadilan itu tidak akan pernah terwudud sejak dalam pikiran seperti ungkap Pramoedya Ananta Toer.

Mahasiswa Sulbar bukan budak-budak para politisi yang zalim. Mereka tidak pernah takut pada penguasa yang hanya bisa menciptakan penipuan kampanye dan kemiskinan massal.

Baca juga:
Nasaruddin Ali
Latest posts by Nasaruddin Ali (see all)