
Orang mau memeluk agama apa dan memilih tafsir keagamaan mana, itu bukan urusan negara. Begitu juga tentang seksualitas. Orang mau tidur dengan siapa, itu bukan urusan negara.
Nalar Warga – Saya sangat jarang nonton TV. Heboh tentang Cania di ILC itu saya ikuti melalui media sosial saja. Saya juga sudah nonton videonya.
Seperti biasa, Cania Citta Irlanie cukup tenang. Emosinya terkendali. Diksinya terjaga. Padahal, dia sedang mengetengahkan satu gagasan yang cukup problematis bagi sebagian kalangan.
Cania menegaskan bahwa negara punya daya jangkau terbatas. Ia tak bisa memasuki ruang privat warga negara.
Menurutnya, orang mau memeluk agama apa dan memilih tafsir keagamaan mana, itu bukan urusan negara. Begitu juga tentang seksualitas. Bagi Cania, orang mau tidur dengan siapa, itu bukan urusan negara.
Cania sesungguhnya hanya mengikuti satu aliran pemikiran yang mendukung kebebasan individu di satu sisi dan pentingnya membatasi wewenang negara di sisi lain.
Bagi teman-teman yang rajin membaca buku-buku filsafat politik, apa yang dikatakan Cania itu biasa.
Selain Cania, saya berjumpa dengan banyak orang yang memiliki ide serupa. Bedanya, Cania mengemukakannya di ruang publik terbuka, sementara yang lain mempercakapkannya di forum diskusi terbatas.
Ide Cania ini kian tampak “bermasalah” karena ia mengatakannya dalam satu konteks ketika ghirah keagamaan sedang pasang. Dan Cania berdiri persis di depan gelombang.
___________________
Artikel Terkait:
- Mungkinkah Gerindra Akan Menggeser Posisi PDIP? - 29 September 2023
- Murid Budiman - 1 September 2023
- Budiman Sudjatmiko, Dia Pasti Adalah Siapa-Siapa - 30 Agustus 2023