
Nalar Politik – Caleg PSI untuk DPR RI Dapil DKI Jakarta I Rian Ernest mengaku perjuangannya menuju Senayan tidaklah mudah. Butuh kerja ekstra untuk mengupayakan, terlebih sadar bahwa nama-nama beken yang sudah lebih dulu dikenal publik dibanding dirinya merupakan lawan utama nanti di Pemilu Legislatif 2019.
“Tarungnya nanti ternyata dengan nama-nama yang sudah lebih dulu tenar. Mereka jelas punya popularitas di atas rata-rata dibanding saya, caleg dari partai yang baru, Partai Solidaritas Indonesia (PSI),” kata Rian, Sabtu (1/9).
Nama-nama beken yang Rian maksud, di antaranya Ketua Dewan Pembina ACTA, Habiburokhman. Ia diusung Partai Gerindra dengan nomor urut 1, di atas caleg petahana Asril Tanjung.
Dari PKB, ada nama Menpora Imam Nahrawi. Di kubu PAN, bertengger artis Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio. Dan di NasDem, terdapat nama Wanda Hamidah. Semuanya mengisi nomor urut 1 di masing-masing partainya, kecuali Wanda (nomor urut 2), yang jelas patut jadi perhitungan besar bagi Rian.
Tentu yang tak kalah tenarnya lagi adalah caleg asal PKS, Mardani Ali Sera. Sebagaimana yang lain, ia juga bercokol di nomor urut 1. Ia lebih dikenal publik sebagai Ketua Timses Anies-Sandi di Pilkada DKI Jakarta dan penggagas gerakan #2019GantiPresiden.
Optimis
Meski demikian, kondisi itu tetap tidak membuat diri dan pendukung Rian Ernest sampai berkecil hati. Sebagai caleg PSI yang juga bernomor urut 1, malah ini satu kebanggaan tersendiri bagi Rian bisa bertarung dengan nama-nama beken seperti mereka.
“Kondisi ini justru dan harus memantik kita untuk lebih bersemangat lagi. Mengupayakan yang terbaik semampu mungkin adalah pilihan yang tersisa,” seru mantan staf Ahok tersebut.
Sebelumnya, KPU telah merilis nama-nama peserta pemilu legislatif. Untuk Dapil DKI Jakarta I, nama-nama beken di atas menjadi sodoran utama untuk warga DKI Jakarta, khususnya di wilayah Jakarta Timur, dengan alokasi 6 kursi.
“Bro & Sis, mohon doa dan dukungannya terus, ya. Perjuangan ke depan semakin berat. Semoga kita bersama bisa melaluinya,” pungkas Rian.
- Perilaku Jokowi ke PDI Perjuangan Dinilai Kurang Pantas - 24 November 2023
- Publik Percaya Jokowi Sedang Membangun Politik Dinasti - 23 November 2023
- Keputusan MK Tidak Adil, Hanya Memenuhi Keinginan Gibran Menjadi Cawapres - 13 November 2023