Meluruskan Sejarah Pati

Meluruskan Sejarah Pati
©Blog

Tanggapan atas Hari Jadi Kabupaten Pati yang katanya baru 696 tahun.

Dalam catatan Cina, Pulau Muria sudah menjadi kerajaan besar saat Kartikeya Singha memimpin Kalingga. Lalu lintas ekonomi dan politiknya ada di Selat Muria. Catatan Cina mengatakan, yang menggunakan Selat Muria adalah Holing (Kalingga) dan Kerajaan Shepo (ada yang mengatakan Shepo adalah Jawa; ada yang mengatakan Sheba).

Kalingga terletak di Keling, kecamatan di Jepara yang berbatasan dengan Pati. Kalau Kalingga menggunakan Selat Muria sebagai lalu lintas ekonomi politiknya, berarti wilayah Pati utara dan Jepara bagian timur adalah pusat ibu kota Kalingga. Selat Muria, ya ada di wilayah yang terbelah menjadi Pati Utara dan Pati Selatan.

Saat Ratu Shima memerintah itu sekitar tahun 690-an M. Zaman dulu, seluruh wilayah, mulai dari Pati, Kudus, Jepara, Rembang, masuk Kadipaten Pesantenan. Kadipaten Jepara berdiri ketika Demak mengangkat Pati Unus jadi penguasa Jepara. Mulai saat inilah Pulau Muria terpecah menjadi Pati dan Jepara, lalu menyusul Kudus.

Dalam sejarah Majapahit waktu menobatkan Jayanagara jadi raja, salah satu yang menghadiri adalah Adipati Tambranegara dari Pesantenan. Nah, tahun pemerintahan Tambranegara ini yang terhitung sebagai lahirnya Kapubaten Pati.

Justru ini yang kurang tepat menurutku. Sebelum Tambranegara, di Pesantenan sudah ada adipati. Karena tidak mungkin sebuah wilayah tiba-tiba berdiri kadipaten yang kuat tanpa proses sejarah yang begitu lama. Yang menurutku paling tepat adalah tahun 690-an M waktu Kalingga, bahkan lebih lama lagi.

Tentang Kerajaan Shepo, sampai di sini ada yang perlu kita analisis. Kerajaan Shepo itu mana? Wilayah Kerajaan Tarumanegara tidak cuma sebagian Jawa Tengah bagian barat, sedang Jawa Tengah bagian timur belum orang ketahui penguasanya, apakah Kalingga atau siapa.

Di daerah Pati, ada legenda dan Mandala (situs peninggalan), yaitu Carangsoka dan Paranggaruda. Carangsoka terletak di sekitaran pusat Kota Pati sedangkan Paranggaruda terletak di Desa Gada, Winong, Pati, yang membatasi Selat Muria.

Menurutku, situs Gada inilah letak kerajaan Magadha dalam legenda Asoka. Selat Muria ini menjadi tersedimentasi dan jadi daratan meninggalkan sungai besar Silu Gangga (Sungai Juwana). Mungkin Kerajaan Shepo ini merujuk pada kerajaan Paranggaruda.

Baca juga:

Jika Kerajaan Shepo ini bukan Paranggaruda berarti Medang Kamulan yang erat kaitannya dengan legenda Dewata Cengkar dan Aji Saka. Situs Medang Kamulan ini dekat dengan sungai yang bermuara di Sungai Lusi. Sungai ini bermuara di Selat Muria.

Medang Kamulan ini beda dengan Medang Mataram kuno. Karena yang mendirikan Medang Mataram adalah Sanjaya, cucu Ratu Shima dan juga penguasa Sunda Galuh.

Dari membongkar mitos dan Mandala yang ada di sekitaran Selat Muria (Sungai Silu Gangga/Sungai Juwana), bisa kita ambil kesimpulan bahwa daerah Pesantenan inilah awal munculnya kerajaan besar Jawa yang nantinya berakhir di Kediri waktu Ken Arok menyerang Kertajaya. Sebab inilah nama Adipati Tambranegara masuk prasasti waktu penobatan Jayanagara Majapahit. Pada zaman Majapahit, nama wilayah bekas Kalingga ini menjadi negara bagian Kalinggapura.

Inilah bunyi prasasti dalam Pisowanan Agung Majapahit. Dalam prasasti Tuhannaru, delapan lempengan baja dan bertuliskan huruf Jawa Kuno, yang orang temukan di desa Sidateka, wilayah Kabupaten Majakerta yang tersimpan di museum Trowulan.

Pada lempengan yang keempat, antara lain berbunyi bahwa: ….. Raja Majapahit, Raden Jayanagara, menambah gelarnya dengan Abhiseka Wiralanda Gopala pada tanggal 13 Desember 1323 M. Dengan patihnya yang setia dan berani bernama Dyah Malayuda dengan gelar “Rakai”. Pada saat pengumuman itu bersamaan dengan Pisuwanan Agung yang dihadiri dari kadipaten pantai utara Jawa Tengah bagian timur, termasuk Raden Tambranegara berada di dalamnya.

Kalau kita hitung sejak Raja Kalingga sebelum Kartikeya Singha, yaitu Prabu Wasumurti, berarti sejarah Pati mulai tahun 590-an masehi.

Aly Mahmudi
Latest posts by Aly Mahmudi (see all)