Memacu Kinerja, Mengawal Kemenangan Indonesia

Memacu Kinerja, Mengawal Kemenangan Indonesia
©Dok. Pribadi

Memacu Kinerja, Mengawal Kemenangan Indonesia

Rabu, 20 Rajab 1445/ 31 Januari 2024 dari 09:00 WIB, acara ini disiarkan secara langsung oleh TV NU. Salah satu agendanya adalah Peresmian Gedung Kampus Terpadu UNU Yogyakarta.

Kegiatan ini dibuka dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan Mars Syubbanul Wathan. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Akhyar Sabki.

Puncak Harlah Ke-101 NU ini dihadiri Presiden Joko Widodo. Tampak ia duduk diapit Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar di sebelah kiri dan Duta Besar Uni Emirat Arab untuk Indonesia Abdellah Salim al-Dhaheri.

Hadir pula Gubernur DI Yogyakarta Sultan Hamengkubuwono X yang duduk di samping Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadi Tjahjanto.

Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, di samping kirinya tampak Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Menteri Energi dan Infrastruktur UEA Suhail Muhammad al-Mazrouei Husein.

Selain itu, hadir pula Rektor UNU Yogyakarta Widya Prahita, Wakil Rais Aam PBNU KH Anwar Iskandar, Katib Aam PBNU KH Akhmad Said Asrori, dan Sekjen PBNU H Saifullah Yusuf. Di kanan panggung, tampak juga Menteri Pemuda dan Olahraga Ario Bimo Nandito Ariotedjo bersama Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.

Sri Sultan Hamengkubowono X pada sambutan pembuka menyatakan menyambut baik pelaksanaan Puncak Harlah NU. “Hari ini dicatat sebagai peresmian kampus terpadu UNU dan Pembangunan MBZ College for Future Studies,” buka Sultan Yogyakarta.

Baca juga:

“Kepada Presiden RI, Ir Joko Widodo dan Menteri Energi dan Infrastruktur UEA Suhail Muhammad al-Mazrouei Husein, saya ucapkan selamat jadi kota Yogyakarta sebagai kota sejarah di mana ilmu bertemu dengan budaya,” sambung Sri Sultan.

“Di Jogjakarta ada Candi Prambanan dan Candi Sewu sebagai simbol toleransi antara Hindu dan Budha di Tanah Jawa. Sementara yang lebih kontemporer, masjid Syuhada dan Gereja Santo Antonius berdiri berdampingan sebagai lambang harmoni hingga saat ini,” tambah Sultan Hamengkubuwono X.

Sri Sultan pada kesempatan itu juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah RI dan UEA yang telah membangun dan memajukan ilmu pengetahuan dengan dibangunnya Kampus UNU di kota Yogyakarta.

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyatakan 101 tahun yang lalu, KH Hasyim Asy’ari pada saat didirikan NU pernah menyatakan pesan yang paling penting tentang persatuan dan persaudaran di tengah masyarakat.

KH Ahmad Shidiq saat Muktamar Situbondo 1984 juga sudah meletakkan dasar persaudaraan (ukhuwah), yaitu islamiyah, wathaniyah, dan basyariah.

“Ini tak akan luntur menyatukan tekad untuk terus mengabdi kepada bangsa yang dicintai ini dan kepada persaudaraan kemanusiaan sekuat-kuatnya,” kata KH Yahya Cholil Staquf.

KH Yahya Cholil Staquf juga mengajak pengurus NU untuk mewujudkan visi dan melihat mimpi masa depan.

“Untuk dijadikan modal dan momentum untuk menentukan masa depan Indonesia. NU akan bersungguh-sungguh untuk membuatkan tekad untuk mengawal kemenangan Indonesia,” pungkas KH Yahya.

Turut menyambut acara Puncak Harlah NU, Rois Am PBNU, KH Miftachul Akhyar.

Halaman selanjutnya >>>
Aji Setiawan