
Seperti kita ketahui, pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa lepas antara manusia satu dengan manusia yang lainnya. Manusia tidak bisa hidup dengan kedua tangannya sendiri, namun juga perlu bantuan atas tangan-tangan dari manusia yang lain. Atas kebutuhannya terhadap manusia yang lain, maka manusia cenderung hidup berkelompok.
Berkelompok di sini bisa dalam konteks, misal, mencari penghasilan, mencari ilmu, hingga menjaga keamanan lingkungan tempat tinggal. Kelompok-kelompok tersebut kemudian ditegaskan kembali bentuknya dengan sebuah wadah, yaitu organisasi.
Keberadaan organisasi bisa disebut sebagai penegasan dalam kelompok-kelompok dari manusia, karena dalam organisasi terdapat unsur-unsur serta aturan-aturan yang harus ditaati oleh siapa pun yang menjadi bagian dari organisasi tersebut.
Salah satu unsur penting dalam organisasi yakni adalah pengurus atau pengisi struktur jabatan-jabatan yang ada dalam organisasi tersebut. Pengurus berperan penting dalam berjalannya suatu organisasi. Tanpa adanya kepengurusan, suatu organisasi bisa berjalan tanpa arah. Oleh karena itu, diperlukan kepengurusan yang baik untuk menjadikan sebuah organisasi berjalan dengan baik dan terus berkembang.
Seorang pengurus dalam organisasi pun juga harus memiliki kompetensi yang mumpuni dalam bidangnya agar kepengurusan tersebut berjalan dengan baik. Akan percuma apabila sebuah kepengurusan tidak memiliki pengurus yang cakap dalam hal yang ditanganinya.
Semua hal apabila dipegang oleh selain yang berkemampuan di bidangnya, maka tinggal menunggu saja kehancuran dari hal tersebut. Oleh karena itu, organisasi harus cakap dalam menyeleksi calon-calon pengurusnya.
Salah satu kecakapan yang harus dimiliki oleh calon pengurus dari sebuah organisasi adalah kemampuan dalam memimpin. Kecakapan dalam memimpin tidak hanya harus dimiliki oleh calon ketua saja, namun juga seluruh bagian pengurus dari sebuah organisasi itu sendiri.
Kepemimpinan merupakan faktor penentu keberhasilan suatu organisasi. Hal ini disebabkan kepemimpinan menjadi dasar atas adanya perubahan yang ada dalam organisasi, kepemimpinan merupakan nyawa dari suatu organisasi yang dapat menciptakan kesesuaian dan kestabilan organisasi.
Baca juga:
- Program Roots UNICEF: Sikap Kepemimpinan Agen Perubahan
- Meneladani Rasulullah demi Mewujudkan Kepemimpinan Futuristik
Pada organisasi yang bersifat formal, dampak ini dapat menjadi bersifat formal yang diberikan oleh pimpinan yang memegang sebuah jabatan pada organisasi sehingga harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh bawahannya.
Kepemimpinan sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu keahlian untuk memberikan pengaruh pada individu atau sekelompok orang untuk bersama-sama mencapai suatu visi atau tujuan. Kepemimpinan adalah proses yang berkelanjutan, dengan mencapai satu tujuan menjadi awal dari yang baru.
Seorang pemimpin organisasi atau kelompok memiliki tugas untuk memanfaatkan kekuasaan dan pengaruhnya untuk melaksanakan tugas dan memberi penghargaan atau hukuman berdasarkan kinerja. (Latifah 2021, 235).
Seorang pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan yang baik dapat dilihat dari caranya memengaruhi orang lain dengan karismanya dan juga dapat mengendalikan segala situasi dan kondisi yang dihadapi lingkungannya. Seorang pemimpin juga harus memiliki kestabilan emosi untuk memimpin anggota di bawahnya dan berlaku adil kepada anggota.
Setiap pemimpin biasanya memiliki gaya atau pendekatannya masing-masing dalam memimpin suatu organisasi atau bagiannya. Hal tersebut bisa menjadi suatu ciri khas yang dimiliki pemimpin tersebut.
Pada dasarnya, setiap manusia dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Pemimpin di sini tidak mesti menjadi pimpinan perusahaan atau sebuah organisasi. Seorang ayah merupakan pemimpin dari istri dan anak-anaknya, seorang istri merupakan pemimpin untuk anak-anaknya. Bahkan seseorang merupakan pemimpin bagi dirinya sendiri.
Hal tersebut yang menjadikan bahwasanya manusia pada dasarnya memiliki jiwa kepemimpinannya. Generasi muda saat ini merupakan calon-calon penerus bangsa, baik dalam bidang usaha maupun negara. Di situlah kemudian jiwa kepemimpinan itu perlu dibangun.
Generasi muda memerlukan jiwa kepemimpinan yang cakap apabila ingin melanjutkan perkembangan bangsa ini. Dikutip dari beberapa sumber, hal-hal yang dapat dilakukan untuk membangun dan memperkuat jiwa kepemimpinan bagi anak muda yaitu:
Halaman selanjutnya >>>
- Membangunkan Jiwa Kepemimpinan Generasi Muda - 25 Mei 2022
- Meneladani Perilaku Entrepreneurship Rasulullah Saw - 25 April 2022