Membayangkan Hypatia

Membayangkan Hypatia
Ilustrasi: geomonkey.wordpress.com

Membayangkan Hypatia

Ruas jalan di Agora kosong. Kabut
memeluk tubuhmu yang kedinginan.
kakimu kehabisan tenaga untuk tetap
melangkah. Kau terjatuh tepat di
pangkuan tubuhmu sendiri.

Suara kau dilembutkan oleh sebab cinta
yang berlebihan membuat ilmu tentang
jagad raya menjadi ilmu hitam. Tak ada
kesempatan untuk beri penjelasan.

Sebab penjaga ayat-ayat tuhan telah
lebih dulu menjadi hakim untuk hukum
atas dirimu.

Kau dikutuk sebagai penyihir jalang, Hypatia
Padahal kau hanyalah seorang yang ingin pulang
ke tempat di mana ilmu pengetahuan menjelma
anak-anakmu yang perlu kau beri kasih sayang.

 

Sebuah Ramalan yang Barangkali Benar-Benar Terjadi

:disebakan 1984 karya George Orwell

Jalan-jalan di kota begitu banyak mata, di pertigaan
di lorong dan kamar pribadi tak lagi menjadi anak
kecil di kampung yang bebas dari pengawasan.
Pada bagian paling rahasia, di situ tempat  paling buta.

Gedung-gedung yang telah ditumbuhi basa-basi
dihuni pemilik cita-cita tinggi yang mudah dibeli.
Berita dalam media adalah komedi para pewarta,
buat orang-orang jelata senang tertawa, hingga
terkesima menikmati indahnya panggung sandiwara.

Kebebasan hanyalah sebuah slogan yang tumbuh
di tembok-tembok kota dengan rumput-rumput liar.
Dibabat habis rumputnya sebagai bentuk keindahan.
Bahwa yang harus disingkirkan adalah penumpang
gelap yang ingin mengambil alih kemudi, bukan
sebaliknya

Walau telah tercabut sampai ke akar, rasa penasaran
akan tetap tumbuh subur dalam kehidupan yang hanya
menawarkan kejenuhan dan rasa bosan oleh aktitivitas
rutin yang harus dijalankan tanpa perlu dipertanyakan.

 

Peringatan

– People shouldn’t be afraid of their government.
Goverments should be afraid of their people. – Alan Moore

Tak lama waktu yang diserahkan oleh pemilik kuasa
ke siapa saja yang telah dikehendaki melalui pemilihan suara.
Sepuluh tahun adalah waktu yang paling lama membangun
juga menyelesaikan persoalan masa lalu di saat yang sama.

Bila bahtera dihantam samudera, lautan mengancam nyawa
Nahkoda harus angkat kepala untuk menyelesaikan perkara.

Tak ada manusia yang sempurna, tapi orang pilihan bukanlah
manusia biasa. Ia adalah penyambung lidah dan penyumbang
cinta. Hanya dengan suara kekuasaan bisa diletakkan di tangan
dan dengan tangan suara mampu dibungkam.

Bila tak patuh akan berakhir putih.
Bila gemar bicara akan berakhir lara

Setebal apapun sebuah buku cerita dituliskan, ia akan tetap berakhir
dan sejarah akan dijarah oleh waktu yang merangkak maju. Dan takdir
tak akan pernah berubah, jika ikan yang busuk selalu dimulai dari kepala.

 

Kata-Kata Tidak Akan Habis

Kata-kata tidak akan habis, ia bagai sepasang lengan
yang mampu melingkari tubuh yang dirundung rindu.
Mampu menembus huru hara masa lalu yang penuh
dengan pemberontakan-pemberontakan yang tidak perlu.

Kata-kata tidak akan habis, ia adalah bahasa yang bisa
membunuh siapa saja. Hari ini, esok lusa atau sekarang juga.
Tak ada yang kebal  pun yang terlalu kuat untuk berhadapan
dengannya satu lawan satu, kecuali:

Ada tangan besi
yang lebih kuat
dari jeruji.
Ada kepala batu
yang lebih keras
dari ketukan palu.

Kata-kata tidak akan habis. Denganya manusia biasa
bisa berubah dewa. Yang bersalah tak didakwa apalagi
tersangka hanyalah cerita-cerita rakyat yang hidup
di tengah anak-anak yang tidak lagi butuh logika mistika.

*Klik di sini untuk membaca sajak-sajak lainnya

Syafri Arifuddin
Latest posts by Syafri Arifuddin (see all)