Membongkar Taktik Intelijen dalam Operasi Militer di Papua

Ketiga, mengutamakan Nasional Interest. Menurut Hendropriyono, sang Master Intelejen Pertama Indonesia itu salah satu keutamaan intelejen itu adalah kemaslahatan kepentingan kebangsaan dan negara. Bahwa sama seperti indra manusia ia berfungsi untuk menjaga kesabilan anggota tubuh yang lain, ia berfungsi agar tubuh kita mampu beradaptasi dengan baik, mampu menentukan pilihan secara cermat dan tepat.

Para intelejen harusnya adalah para patriot dan nasionalis sejati yang memberihkan keutuhan dirinya hanya demi kepentingan-kepentingan hidup berbangsa dan bernegara. Bahwa apa yang ia kerjakan mestinya bermuara pada penemuhan-pemenuhan kebutuhan rill dari bangsa dan negara. Sebab wajib kita catat bahwa dunia ini adalah medan persaingan bangsa-bangsa besar. Tidak ada jejaring kerja sama bilateral maupun multilateral yang gratis, setiap negara dan bangsa tentunya memiliki nasional interestnya masing-masing ketika hendak merajut kerja sama dengan bangsa dan negara lainnya.

Keempat, ada tiga jenis intelejen dalam kehidupan, (1) Intelejen Hitam atau Bawah Tanah, adalah intelejen yang melakukan spionase ke lahan musush atau wilayah lawan dalam rangka mengali informasi-informasi sebanyak mungkin. Mereka ini biasanya piwai beradaptasi bak Bunglon sehingga sukar diketahui lawan, ada yang pura-pura menjadi warga sipil, pengemis, pedagang kaki lima, tungka ojek, supir taksi, dan lain sebagainya.

Hendropriono berkisah bahwa sebelum Jepan menguasasi Belanda di Bandara Udara Kemayoran Jakarta pada 1942, ada seorang Tentara Jepan yang menyamar menjadi orang gila. Tidak ada satu pun yang mengetahui bahwa ia gila sebab semua orang di situ dan sekitarnya pernah sendiri menyaksikan orang gila tersebut makan kotorannya sendiri di hadapan banyak orang. Beberapa tentara Belanda pun  semapat mengecek atau memeriksa orang gila tersebut, dan memang hasilnya menyatakan bahwa ia gila.

Suatu ketika di tahun yang sama ketika Jepan datang menduduki Jakarta, termasuka Bandara Kemayoran dalam waktu satu jam barulah semua tentara dan masyarakat sekitar sadar atau tahu bahwa ternyata oramg gila tersebut adalah captain tentara Jepan. Bahwa rupanya selama ini ia menyamar sebagai orang gila guna spionase, mencari informasi seputar musuh. Jadi kurang lebih demikianlah salah satu strategi unggulan intelejen, yakni strategi hitam atau bawah tanah.

Berikut, (2) Metode Putih, adalah strategi intelejen secara terang-terangan, yang masuka dalam kategori ini adalah para diplomat dan duta besar suatu negara. Diplomat dan Duta besar menurut Hendropriyono adalah para intelejen daripada suatu negara dan bangsa. Sebab tugas mereka adalah memenuhi kebutuhan dan memuluskan kepentingan bangsa dan negaranya.

Meraka dipercayakan oleh negara untuk semacam mempelacari peluang-peluang, tantangan-tantangan, potensi-potensi dan kelemahan-kelemahan dari sebuah negara dan bangsa, kemudian memikirkan tata panduan bagaimana caranya agar nasional interets bangsa dan negaranya bisa terpenuhi dan lolos.

Jadi, intelejen itu bukan melulu hanya ada ditubuh aparat militer dan keamanan pertahanan sebuah bangsa dan negara, semisalnya TNI dan POLRI. Kerja intelejen itu tidak terbatas ruang dan waktu dunia militer, ia adalah kerja-kerja taktis strategis yang ada di hampir semua lini kehidupan, semisal diplomat dan duta besar, mereka hampir bergerak di seluruh lini kehidupan, mulai dari politil, sosial, ekonomi, budaya dan religi.

Kerja-kerja intelejen itu sangat penting menyebar ke semua segi kehidupan agar informasi yang tertransfer ke otak atau otoritas pimpinan itu kompleks dan komprehensif, sehingga policy (kebijakan) yang dikeluarkan, atau kiat-kiat konkrit yang ditelurkan itu bisa berdampak luas, tapi juga mengakomodir kepentinga umum bangsa dan negara.

Terakhir, (3) Klandestin, metode klandestin ini menurut Hendropiryono adalah satu-satunya metode intelejen yang sukar diretas atau sulit ditantangani. Klandestin adalah mereka yang adalah bagian dari itu kita, tapi orientasi akhri dari hasil perjuangan atau kerja-kerjanya itu adalah keuntungan bagi musuh. Ia tidak sadar bahwa ia sedang bekerja untuk musuh.

Kita juga tidak bisa menyalahkan dia lantaran dua hal, pertama ia bagiang dari kita; bisa teman kerja, anggota organisasi, anggota keluarga, dan lainnya, kedua karena toh ia sendiri juga tidak tahu apa yang gerangan ia lakukan bahwa itu hanya merugikan kepentingan nasional dan menguntungan kepentingan-kepentingan musuh.

Metode Klandestin ini yang menurut Hendropriyono sangat banyak digunkan oleh intel-intel dunia untuk merusaki tatanan kehidupan sebuah bangsa dan negara beserta nasional interesnya. Metode ini paling tumbuh subur di negara-negara yang memakai paham atau idelogi demokrasi liberal. Konsekuensi demokrasi liberal adalah terbukanya ruang bagi negara-negara dan bangsa-bangsa lain masuk ke bangsa dan negara tersebut untuk mempelajari, memahami, mendalami dan pada gilirannya menguasai serta mengalienasikan.

Kurang lebih demikian tiga metode yang paling umum digunakan oleh intelejen di seluruh dunia.

Kelima, Ada tiga negara dengan kekuasaan besar di dunia yang saat ini menjadi aktor penentuh apakah dunia ini damai atau terbakar. Sebelum itu, ada dua kekuatan idelogis besar yang saling berkonfrontasi dan bertanggung jawab di balik peristiwa-peristiwa besar di dunia, atau desain konspirasi global, yakni Adidaya dan Adikuasa. Tiga negara tadi itu masuk dalam dua kategori ini;

(1) Negara Adikuasa, adalah negara dan bangsa yang tumpuan kekuatannya ada di pangkalan atau angkatan militernya, seperti Amerika. Negara ini condong menggunakan kekuatan fisik atau pendekatan militeristik dalam rangka mengibarkan bendera dan panji-panji kepentingan-kepentingan nasionalnya di bangsa-bangsa lain. Maka dari itu tidak salah bahwa Amerika mati-matian membangun pangkalan militer dan nuklirnya di kapal-kapal perang raksasa di laut, darat dan udara.

Setelah armada perangnya kuat, maka Amerika akan tampil sebagai “Super Man” atau “Captain America” bagi bangsa-bangsa lain, ia akan ngotot untuk menjadi nakoda kapal besar yang bernama dunia ini. Salah satu ideologi politik yang menopang negara-negara adikuasa, seperti Amerika itu adadalah Liberalisme dan Kapitalisme, bahkan senantiasa kebaplasan menjadi Kolonialisme dan Imperialisme.

Halaman selanjutnya >>>
Siorus Degei
Latest posts by Siorus Degei (see all)