Memulai Bisnis Pascapandemi

Memulai Bisnis Pascapandemi
©Tempo

Mari ambil kesempatan sebaik mungkin untuk belajar dan beranikan diri untuk memulai bisnis.

Dalam berbisnis, adanya pandemi Covid-19 menjadi salah satu faktor penyebab perubahan yang paling terlihat. Para konsumen dari pebisnis maupun pelaku usaha terpaksa mengubah pola dan gaya hidup dan pola bisnis mereka untuk bisa beradaptasi menghadapi situasi pandemi Covid-19.

Pandemi Covid-19 diumumkan oleh World Health Organization (WHO) pada 11 Maret 2020. Sejak saat itu juga segala aktivitas menjadi sangat terbatas.

Pandemi Covid-19 sering diartikan sebagai penyakit menular yang disebabkan virus yang dapat menginfeksi saluran pernapasan. Karena pandemi ini, dunia bisnis lebih kompleks. Jadi mau tidak mau pebisnis harus mampu menyesuaikan diri lagi.

Indonesia memiliki beberapa sektor dalam dunia bisnis. Ada sektor bisnis dalam hal kebutuhan pokok, produk kesehatan, dan lain-lain. Masing-masing sektor ini harus diperhatikan secara lebih krisis.

Ketika pandemi, bahan pokok di Indonesia termasuk menjadi perhatian utama. Ketersediaan beras, gula pasir, bahkan minyak goreng sangatlah penting. Tidak kalah pentingnya ialah produk-produk kesehatan, seperti hand sanitizer, face shield, vitamin dan lainnya sangat dibutuhkan dan lebih menguntungkan.

Bukan hanya kedua sektor itu, sektor lainnya yang terlihat pada masa pandemi ini ialah layanan pengantaran. Untuk memenuhi kebutuhan individu banyak orang yang menggunakan jasa ini, karena jasa ini termasuk jasa cepat tanpa harus meninggalkan rumah.

Kenapa sih seseorang harus bisa memulai? Mungkinkah kita memimpin dunia bisnis?

Indonesia memiliki peluang yang besar, jika bisa memanfaatkannya kenapa tidak. Banyak peluang yang bisa dihasilkan, seperti dengan memulai usaha dari nol, atau dengan bisnis online. Pandemi covid-19 menyebabkan akses digital mengalami kemajuan. Berkat kemajuan teknologi, kita lebih mudah memasarkan dan memesan produk segara digital.

Baca juga:

Berbisnis juga merupakan bentuk keekspresian diri yang bebas dan tanpa batas, karena yang paling penting adalah konsep-konsepnya. Lagi pula, memulai usaha tidak memandang batasan umur.

Seorang entrepreneur tidak mengistilahkan kata terlambat untuk para pebisnis baru. Zimmerer dkk (2008) menjelaskan beberapa manfaat dari entrepreneurship, yaitu peluang untuk mengendalikan nasib sendiri. Seorang entrepreneur yang memiliki tekad dan kemauan yang kuat dalam memulai dan mempertahankan bisnisnya niscaya dapat menjadi sukses.

Terjun ke dunia bisnis berarti harus siap untuk menerima segala risiko yang ada. Namun, setiap risiko pasti ada jalan keluarnya.

Dalam berbisnis kita harus mampu mengerti akan kebutuhan masyarakat sekitar. Misalnya, pada masa pandemi ini kita bisa mampu lebih mengutamakan untuk berbisnis secara online. Karena teknologi berkembang lebih pesat dari sebelumnya.

Oleh karenanya pebisnis harus membuat perencanaan yang lebih komprehensif, lebih efisien, dan lebih efektif agar tidak kalah dengan pebisnis yang ada dan yang sudah lebih berkembang.

Baru-baru ini Presiden Jokowi melakukan perwujudan visinya dengan cara memberikan pembimbingan kepada para pemuda Papua dalam teknis pengembangan produk, kewirausahaan, segala kemitraan pemasaran UMKM dan marketplace. Ini merupakan salah satu wujud dukungan pemerintah untuk bisa menghidupkan dunia bisnis yang mulai lesu pascapandemi.

Sebenarnya banyak sekali peluang untuk kita memulai bisnis baru. Oleh karenanya mulai sekarang mari ambil kesempatan sebaik mungkin untuk belajar dan beranikan diri untuk memulai bisnis.

Dengan melihat permasalahan di atas, menurut saya, untuk memulai bisnis, paling tidak kita harus membuat rancangan rencana bisnis yang menarik, sistematis, dan juga secara cermat. Karena pengambilan keputusan akan mencakup beberapa substansi, seperti target juga strategi bisnis dari segala persaingan-persaingan yang ada.

Baca juga:

Pandemi Covid-19 telah menyebabkan pertumbuhan dan berbagai pengadopsian teknologi digital menjadi lebih signifikan. Oleh karenanya, dunia pascapandemi seperti saat ini memunculkan peluang yang lebih besar, termasuk di dalamnya para pebisnis perempuan.

Pada 2018, bank Indonesia menyatakan bahwa 60% pemilik bisnis UMKM di Indonesia berasal dari kelompok perempuan. Selain itu, terdapat juga laporan yang menyatakan bahwa 30,9% badan usaha dan 55% startup di Tiongkok dipegang penuh oleh perempuan.

Perempuan memiliki pengetahuan yang lebih berekspresi, dan lebih inspiratif. Oleh karenanya, para perempuan harus memiliki rasa percaya diri yang tinggi untuk bisa berkarier di dunia bisnis.

Devia Sindi Hidayah Putri
Latest posts by Devia Sindi Hidayah Putri (see all)