Mengapa Kami Melawan Pemerintah Sulbar

Mengapa Kami Melawan Pemerintah Sulbar
Ketua Ikama Sulbar, Hairil Amri, saat berorasi di dalam Kantor DPRD Sulbar menuntut SK & gaji GTT/PTT.

Jajaran pemerintah Sulbar yang terhormat, pemilik segala kebijakan di negeri malaqbiq yang tercinta.

Semua rakyat sepanjang tanah ini yang memilihmu sebagai nakhoda kepemimpinan telah kecewa. Di tanganmu, Sulbar hancur lebur. Derita menggema di mana-mana. Kalian sama sekali tak sadar bahwa kebahagiaan segenap rakyat terletak pada progresivitas kerja yang kalian lakukan hari ini.

Tahukah kalian berapa tetesan keringat rakyat yang bersimpuh di pundakmu? Jangan sekali-kali berpikir eksistensi rakyat hanyalah sampah dari segala kemegahanmu, yang hanya bisa dibunuh, dibuang, dibui. Masa gelap itu telah berlalu dari sejarah bangsa kita.

Beberapa teman memperingatkan, “Bung, kau jangan terlalu keras jika menulis tentang Sulbar. Diksimu berbahaya. Kau menghina kewibawaan para aktor-aktor kelas kakap di negeri kita. Hati-hati, Bung.”

Aku paham. Aku bukanlah siapa-siapa. Tapi segenap orang-orang miskin, para mahasiswa sepertiku, sama sekali mudah kau tenggelamkan. Kalianlah pemilik dari segala kebijakan di negeri malaqbiq ini.

Tetapi, tidak ada yang lebih penting dari sebuah kebenaran. Tidak ada yang lebih berharga dari sebuah perjuangan. Hidupku telah kuwakafkan untuk menyatakan kebenaran bersama harapan rakyat di depan segala kemegahan kalian.

Kemegahan kalian adalah sebuah kemegahan yang tercerabut dari kejujuran dan ketegasan penuh dalam mengembangkan amanah penderitaan yang selama ini menghantui kebobrokan di negeri ini. Camkan!

Itulah mengapa kami tetap selalu ada. Seperti ungkap Pramoedya Ananta Toer, “Saya sendiri tetap seperti dahulu, menentang ketidakadilan dan penindasan. Bukan sekadar menentang, tetapi melawan!”

Baca juga:

Atau kata Fajar Merah: “Aku akan tetap ada dan berlipat ganda. Siapkan barisan dan siap tuk melawan. Aku akan tetap ada dan berlipat ganda. Akan terus memburumu seperti kutukan.”

Itulah kami. Anak-anak Sulbar yang sadar atas realitas riil ketimpangan di negeri malaqbiq ini tidak akan pernah lengah. Obor perlawanan, pergerakan, akan selalu hidup. Selama ada ketimpangan ekonomi, kebobrokan politik, kevakuman para pemerintah di negeri ini masih ada, selama itu pula ada alasan mengapa kami melawan.

Hanya satu keinganan kami: tidak akan pernah merelakan sejengkal pun negeri malaqbiq ini dipimpin oleh orang-orang yang menyengsarakan, yang selalu meresahkan, yang hanya bisa menimbulkan petaka bagi masa depan rakyat.

Ya, seperti ungkap I Manyambungi: “Madzondong duambongi anna mateaq, mau anaqu, mau appou, damuannai menjari maraqdia mua tania tonamasayangi paqbanua. Damuannai dai di pequluang muaq masuangi pulu-pulunna, matoqdori kedzona. Apaq iamo tuqu namarruppu-ruppu litaq.”

(Besok atau lusa manakala saya mangkat, walau dia putraku ataupun cucuku, janganlah hendaknya diangkat menjadi raja (pemimpin) kalau dia tidak mencintai tanah air dan tidak membela nasib rakyat kecil. Jangan pula mengangkat seorang Raja bila ia mempunyai tutur kata, perbuatan, dan tindakan kasar, karena orang seperti itulah yang akan menghancurkan negeri.)

Dipertegas pula oleh Maraqdia Balanipa ke-IV, Daetta Kakanna I Pattang: “Naiyya maraqdia, tammatindo di bongi, tarrare di allo, namamandangmata, di mamatanna daung ayu, di malimbonna rura, di madinginna litaq, di ajarinna banne tau, di atepuanna agama.”

(Sesungguhnya seorang Raja atau Pemimpin, tidak melenakan diri dalam lelap tidurnya di keheningan malam. Tidak akan berdiam diri atau hanya berpangku tangan di waktu siang hari. Namun, ia akan terus berpikir dan berusaha meningkatkan hasil-hasil pertanian, berlimpah ruahnya tambak, terciptanya kedamaian dan ketentraman, demi menjaga kelangsungan hidup manusia, dan kesempurnaan agama.)

Jajaran pemerintah Sulbar yang terhormat, berhentilah menebar narasi-narasi pembangunan masa depan yang gemilang untuk Sulbar yang maju dan malaqbiq. Kami semua sudah muak dengan mitos-mitos itu. Bahkan rakyat semua tak lagi mampu membedakan antara hoaks dan kerja yang kalian tebar di mana-mana.

Halaman selanjutnya >>>
Nasaruddin Ali
Latest posts by Nasaruddin Ali (see all)