
Nalar Warga – Berdasarkan pengalaman berinteraksi dengan kalangan NU, termasuk dalam forum bahtsul masail, saya melihat sebagian besar mereka pada dasarnya tetap konservatif secara keagamaan.
Keyakinan dan kepatuhan mereka terhadap syariah sebagaimana tertulis dalam teks-teks klasik sangat mendalam. Lebih dari apapun, agama atau iman adalah rujukan pokok mereka dalam menjalani kehidupan praktis sehari-hari.
Namun, di tengah keyakinan dan kepatuhan mereka terhadap agama, kalangan NU mempunyai semangat nasionalis yang luar biasa. Pada saat-saat tertentu semangat ini begitu menggelora. Pembelaan mereka terhadap minoritas akhir-akhir ini, menurut saya, lebih didasarkan pada semangat ini daripada kesadaran hak asasi manusia.
Terus terang saya masih mencari dari mana semangat nasionalis di kalangan ini berasal. Resolusi Jihad yang dikumandangkan oleh Kyai Hasyim Asy’ari pada 1945 sesungguhnya bertolak belakang dengan sikap asosiatif NU terhadap pemerintah kolonial 10 tahun sebelumnya. Jargon NKRI harga mati yang sekarang kerap disuarakan oleh Banser juga sesungguhnya merupakan ijtihad politik yang belum lama.
Dengan kata lain, NU mengandung paradoks yang sangat kreatif dalam dirinya. Barangkali inilah yang membuatnya tetap menarik dipelajari. Masih ada misteri yang belum sepenuhnya terkuat dalam lika-liku perjalanan sejarahnya.
___________________
Artikel Terkait:
- Mengukur Rasio Dukungan Muhaimin Iskandar sebagai Wapres
- Mengapa Peringatan Hari Santri Itu Penting?
- Murid Budiman - 1 September 2023
- Budiman Sudjatmiko, Dia Pasti Adalah Siapa-Siapa - 30 Agustus 2023
- Mereka Lupa Siapa Budiman - 28 Agustus 2023