
Nalar Politik – Kabar tentang atlet Indonesia, Miftahul Jannah, yang tidak ingin melepas jilbabnya dalam pertandingan Judo, membuat Afi Nihaya Faradisa menyemburkan kritik bernada kecewa.
“Anda ingin bunuh diri, Mbak? Awalnya saya salut dengan Anda karena mengira Anda tidak tahu apa-apa soal peraturan. Eh ternyata Anda sudah tahu dari awal tapi ngeyel. Entah karena apa. Saya kecewa,” tulis Afi di akun Facebook-nya.
“Anda ingin mendobrak peraturan? Ya jangan saat sudah tanding, ikutlah kongres atau konferensi judo internasional lalu suarakan pendapat Anda. Jika Anda baru protes saat pertandingan akan dimulai, Anda tidak benar-benar ingin memperjuangkan jilbab, tapi hanya INGIN MENCARI POLEMIK, SENSASI, KISRUH, KERIBUTAN TIDAK JELAS,” lanjut Afi.
Menurut penulis yang pernah memekakkan telinga warganet karena aksi plagiatnya, berjilbab adalah hak semua perempuan. Hanya saja, kalau seorang muslim sudah tahu memang peraturannya begitu, maka siapa pun orang di dunia ini harus menyesuaikan diri, bukan memaksakan keyakinan.
“Sorry ya, setahu saya muslim tidak boleh egois.”
Afi juga merasa bahwa Miftahul Jannah telah merebut hak atlet-atlet potensial lain yang dapat berlaga untuk Indonesia. Tindakannya, di mata Afi, adalah jahat.
“Negara rugi berkali lipat karena peluang medali di nomor judo tersebut hilang. Biaya yang telah dikeluarkan oleh negara untuk training, akomodasi, semuanya terbuang sia-sia. Dan biaya itu tidak sedikit, Mbak! Uang rakyat dan kesempatan dari pemerintah sampai Anda bisa tiba di arena pertandingan itu ada keringat bahkan darah dari bangsamu sendiri, dan Anda bersikap konyol, terlebih lagi Anda sudah tahu ada aturan itu.”
Bagi Afi, keributan tidak penting seperti ini bisa memengaruhi penilaian negara lain terhadap Indonesia, “Atlet Indonesia kok gitu ya?” Padahal pemerintah sudah susah payah membangun image baik melalui Asian Games dan IMF. Bahkan, bukan cuma Indonesia, Miftahu Jannah juga dinilai telah merusak image para atlet difabel yang banyak jadi inspirasi kemarin.
“Jika memang sejak awal Anda bersikeras mempertahankan pendirian, pilihlah cabang olahraga lain yang sesuai dengan niatan Anda itu, sehingga tidak menyia-nyiakan usaha dan kesempatan yang sudah negara berikan kepada Anda untuk berprestasi.”
- Figur Presiden Lebih Kuat daripada Partai Politik - 8 September 2023
- Rakyat Indonesia Menolak MPR Jadi Lembaga Tertinggi Negara - 27 Agustus 2023
- Tren Dukungan Bakal Calon Presiden 2024 - 25 Agustus 2023