
Munajat seorang peronda…
Demi Adam yang rindu belaian Hawa
Aku mengesakan-Mu Yang Maha Kuasa
Tak ada kantuk pada detik ini
Ibadahku dengan iftitah puisi
Hamba bertawassul pada secangkir kopi
Serta lintingan tembakau dengan asapnya yang mengitari
Berharap pada asap surgawi
mencaci maki bidadari duniawi
Tuhan…
Maafkan hamba yang kali ini tak sanggup sendiri
Selalu ada saja makhluk yang mengikuti
Dilahirkan dari persetubuhan rindu dan mati
Makhluk itu dikaruniai nama Sepi
Tuhan…
Ampuni hamba yang tak sanggup lagi meneruskan bait puisi
Barangkali napas ini sudah mewakili goresan pena yang menjelma udara tanpa tepi
Tuhan…
Jika hamba tak diberikan umur panjang
Ridailah hamba dengan meronda pada keheningan tanpa malam dan siang
Berikanlah hamba intuisi dari tembakau dengan nyala apinya yang terang
Serta asap putihnya menjadi washilahku temui para pejuang
Yogyakarta, 17 Oktober 2019
Munajat Seorang Peronda (2)
Kupanjatkan senandung jalanan
Pada Tuhan yang membangun megah selambu percintaan
Kepada mata yang kelopaknya tak mengatup
Kepada hembusan asap yang tertiup
Tersusun rapi oleh ratapan doa sang pendosa
Terbelit lupa dari ketiadaan alpa
Terhasut kusut yang tak kenal rebut
Esok hari atau lusa nanti
Kini semua untaian kata bukan lagi puisi
Kembali pada cangkir kopi kupasrahkan
Pada tembakau kini kuceritakan
Apakah kertas tahu ia harus berkorban?
Apakah pena tau ia harus tergoreskan?
Wahai pemilik mata mata yang terjaga
Jangan buka sekat pada kopi yang tak bergula!
Jln. Jogja-Jombang, 18 Okt 2019
Munajat Seorang Peronda (3)
Wahai pemilik kedua bola mata
Mataku, mata mereka semua serta mata-mata yang syahdu terbuka
Tiada kata yang mampu mewakili indahnya malam pengobat luka
Luka yang terjerembab pada relung rindu
Luka yang tak mampu terjahit oleh aksara penuh debu
Luka itu, ya. Luka sejarah yang penuh duka.
Sampaikanlah pada pemilik bola mata ini, wahai angin.
Terangkanlah pada jurang kegelapan hati, wahai rembulan.
Sinarilah pada acuhnya kekasih, wahai bintang.
Peronda semesta senantiasa berdoa dan berduka
Peronda semesta senantiasa berdosa dan bersuka
Ada rindu pada mata ronda
Jombang, 19 Okt 2019
- Idealis tapi Utopis, Realistis namun Tragis - 1 Maret 2020
- Manusia Modern dan Kemunduran Peradaban - 7 Desember 2019
- Mahasiswa Kupu-Kupu Juga Aset Bangsa - 27 November 2019