
Apakah pahlawan memiliki penyesalan? Apakah ada penyesalannya yang pernah terekam sejarah, misalnya penyesalan karena telah melakukan sesuatu hal kemudian disalahpersepsikan oleh orang-orang yang membaca kisah-kisah mereka?
Jika kita membaca kisah para pahlawan pada buku-buku sejarah atau mendengar dari cerita-cerita yang berkembang di masyarakat, selalu saja kita merasa bahwa mereka tidak pernah kelihatan memiliki penyesalan kepada setiap hal yang pernah dilakukannya. Mereka selalu terlihat kuat dan mengambil peran untuk menanggung penderitaan semua orang.
Apakah benar pahlawan mengambil peran-peran yang seperti itu? Ataukah ia memiliki tim yang siap untuk mendukung dan membantu kegiatan-kegiatan yang sedang ia lakukan? Tetapi mengapa dalam peristiwa-peristiwa sejarah selalu saja ia ditonjolkan lebih dibandingkan tim yang membantunya pada saat itu?
Membaca kisah para pahlawan seolah kita dipaksa untuk larut dalam lautan pengorbanan yang mereka lakukan. Terkadang pengorbanan-pengorbanan tersebut sampai merenggut segala hal yang mereka miliki, bahkan terkadang kehidupan pribadi mereka juga ikut menjadi bagian yang dikorbankan.
Terkadang saya berpikir alasan apa yang membuat pahlawan melakukan hal-hal yang sampai mempertaruhkan hidupnya. Apakah alasan-alasan itu selalu seperti yang kita baca dalam buku-buku atau kita dengar dari cerita-cerita rakyat?
Dalam buku-buku sejarah atau cerita rakyat, alasan para pahlawan tidak jauh dari membela, melindungi, dan mengayomi orang lain. Atau alasan klise lainnya, seperti melindungi atau merebut negara dari tangan penjajah.
Mengapa alasan-alasan yang muncul dalam buku-buku atau cerita-cerita rakyat selalu menjelaskan tentang hal hal yang berada di luar diri sang pahlawan? Bukankah ketika manusia ingin memutuskan sebuah tindakan yang akan mengubah jalan hidupnya lebih masuk akal jika dikaitkan dengan alasan yang didorong dari dalam dirinya?
Semua ini membuat saya bingung. Karena ketika saya membaca atau mendengar kisah para pahlawan, selalu saja yang saya bayangkan adalah konflik batin yang dialaminya. Saya tidak mampu untuk membayangkan bagaimana kondisi batin seorang manusia ketika ia harus memanggul begitu banyak harapan di pundaknya.
Terkadang saya selalu berpikir, apakah pahlawan mengerti kalau ia adalah pahlawan?
Sudahlah, pertanyaan-pertanyaan ini tidak akan pernah ada ujungnya karena kita sedang mencoba untuk membaca dan membincangkan kisah manusia-manusia yang mampu mengambil peran yang rumit dalam sejarah peradaban manusia. Lantas, setelah membaca tulisan ini, maukah kau menjadi salah satu dari mereka?
- Generasi Baru: Konfrontasi - 13 Juli 2023
- Angin Revolusi; Sebuah Usulan Narasi untuk Mahasiswa Indonesia - 11 November 2022
- Mengoptimalkan Demokrasi dengan Menjernihkan Konsep Politik - 21 April 2022