Pemilu dan Perlunya Evaluasi

Pemilu dan Perlunya Evaluasi
©Okezone News

Evaluasi proses pemilu kian hari kian terpinggirkan. Seolah itu hanya urusan lembaga negara; masyarakat seakan tidak terlibat.

Riuh rendah pemilu telah usai. Tensi politik kian tergerus melalui rekonsiliasi. Sudah saatnya bangsa ini kembali merangkul di atas perbedaan pilihan.

Pemilu tidak hanya soal kita memilih sekaligus memenuhi tugas sebagai warga negara. Jauh dari pada itu, pemilu ialah soal menerima perbedaan pilihan politik sebagai satu kedewasaan berpolitik.

Sebuah bangsa akan tergolong sukses dalam penyelenggaraan pemilu, bukan hanya kualitas pemilih menjadi parameter dalam menentukannya, tetapi sejauh mana setiap pemilih masing-masing memiliki perbedaan dalam memilih. Perbedaan memilih berarti bangsa tersebut tidak hanya memenuhi tanggung jawabnya, tetapi juga ikut menentukan kelanjutan bangsa di kemudian hari.

Euforia pemilu ternyata masih mengendap di dalam masyarakat hari ini. Hal itu terbukti dari berbagai kicauan di media maupun di ruang-ruang bebas.

Saat ini, masyarakat memang sudah meninggalkan kebisingan politik yang selama ini menggebu. Jika pemilu kemarin semua pihak sibuk dengan urusan pemilu, sibuk mempersiapkan pilihan yang matang pada pasangan calon. Sekarang kesibukan semacam itu telah larut dengan munculnya putusan pemenang pemilu.

Ada pertanyaan yang bisa kita ajukan di sini. Apakah pemilu benar-benar tidak lagi menarik untuk kita diskusikan? Kira-kira jika pemilu tidak lagi menarik, apakah euforia pemilu masih mengendap dalam berbagai kesibukan masyarakat kita hari ini?

Menjawab pertanyaan di atas, semestinya kita boleh menilik dari berbagai dimensi yang tersaji selama ini. Ukuran politis yang akhir-akhir ini memanas ialah soal eksistensi dan masa depan pemilu. Mengapa?

Baca juga:

Tak pelak lagi, meskipun lanskap pemilu menyodorkan banyak peristiwa politik di ruang publik, tetapi soal evaluasi proses pemilu kian hari kian terpinggirkan. Seolah evaluasi pemilu hanya urusan lembaga negara; masyarakat seakan tidak terlibat di dalamnya. Sehingga kekurangan serta kelebihan pemilu yang baru saja kita laksanakan kemarin hanya terpahami oleh lembaga negara tersebut.

Lantas, masyarakat sebagai pemilih yang punya hak pilih di masa mendatang mengapa tidak juga bergegas untuk mendiskusikan soal yang sama? Inilah kekeliruan kita sebagai pemilih yang hanya berpikir untuk memilih, sedangkan proses setelah itu kita serahkan pada yang lain.

Menuju Pemilu yang Berkualitas

Di tengah euforia akan pemilu, kita tidak boleh lupa bahwa pemilu bukan sekali ini saja. Evaluasi harus tetap kita lakukan, bahkan perlu kita tingkatkan sejauh mungkin.

Proses evaluasi pada pemilu yang kemarin tidak bisa sepenuhnya hanya terevaluasi pada tataran permukaan. Misalkan, menganalisis penyebab berkurangnya kertas suara, keterlambatan pendistribusian kertas suara ke daerah, namun sejauh mana evaluasi mampu menganalisis pada tataran-tataran yang sekecil mungkin. Hal kecil harus kita evaluasi, meskipun itu sangat sepele.

Jika kita malah membiarkan hal kecil tersebut terawat dengan berbagai alasan sekaligus sikap kepura-puraan, justru kita telah mendesain kecurangan pemilu di masa mendatang. Dalam hal semacam ini, kita justru ikut merawat kecurangan tersebut dengan cara-cara yang kurang logis serta menimbulkan berbagai macam kerusakan bagi pemilu di kemudian hari.

Karena bukan tidak mungkin, keseriusan kita pada soal evaluasi hampir-hampir tidak tersentuh dengan baik. Yang menang akan bersikap lebih leluasa mengungkapkan kemenangannya, sedang yang kalah akan bersikap menerima kekalahannya, tetapi tidak lagi peduli pada proses pemilu, yaitu evaluasi.

Di situlah sebenarnya, baik yang menang maupun yang kalah, akan sama-sama lupa pada evaluasi. Melakukan evaluasi iya, tetapi kejelian untuk mengevaluasi semua proses tersebut hampir-hampir tidak kita temui.

Sikap euforia sering kali mengaburkan kita pada soal evaluasi. Kemenangan pasangan calon tertentu akan membawa sikap yang luar biasa bahagianya, sehingga melupakan dan malah meminggirkan evaluasi.

Halaman selanjutnya >>>

Patrisius Jenila
Latest posts by Patrisius Jenila (see all)