
Pandangan Pertama-I
Perempuanku
Kau yang mampu menghapus pilu
Sepintas kau menghentikan waktu
Kemudian, kau berlalu
Lalu, hadir kembali dan menumbuhkan rindu
Suasana malam yang sendu
Kala itu, saat kau dan aku dimasa putih-abu-abu
Perempuanku
Kau yang selalu misterius
Pesona mu yang polos
Sikapmu yang tegas
Dan indah mu yang tak pudar
Membuat cinta kekal, dan tak memudar
Perempuanku
Goresan takdir hanya Tuhan yang tahu
Sementara kau dan aku hanya mampu untuk mengikutinya
Perempuanku
Pertemuan kita adalah makna waktu
Pandangan Pertama-II
Perempuanku
Setelah sewindu kita tak bertemu
Sudah berapa banyak hati yang berlabuh
Adakah yang berhasil menepi dan menetap di hatimu
Ataukah semuanya karam dan musnah dilumat sang waktu
Perempuanku
Orbit waktu mencipta momentum
Harapan mencipta perjuangan
Kehadiranmu mencipta daya hidup
Sedangkan, daya hidup mencipta ingin ku akan hatimu
Perempuanku
Maukah kau memberi tanda padaku
Aku menunggu
Aku Dan “Aku”
Aku menatap mu yang berada di balik cermin
Memeriksa setiap detail wajah serta lekuk tubuh mu
Aku bertanya, dan kau balik bertanya
Aku tersenyum, kau juga
Aku bersedih, kau ikut serta
Aku menangis, dan kau tersedu-sedu
Lantas, bolehkah aku mengenalmu dan menyelami dirimu
Aku Dan Kau Di Orbit Waktu
Orbit waktu mempertemukan kita
Pada suatu realitas yang tak bisa dijelaskan oleh kata-kata
Kau tiba dengan senyum dan suara yang menghangatkan kalbu
Seperti panorama kau hadirkan rona di lubuk hatiku
Seperti embun kau mampu memantik rindu
Lantas, siapakah dirimu
Aku ingin tahu
Gelora
Cinta lah yang terus membuat kita bergelora
Bertahan dengan segala perih luka
Pada malam-malam sepi, cinta lah yang menyalakan lilin kehidupan
Membuat kita menggelar berbagai harapan
Kita saling bertatapan
Dan saling mengelus dada disepanjang jalan perjuangan
Hanya Sunyi Yang Mampu
Jika sunyi membuatmu takut
Lantas, adakah lagi saat yang tepat untuk membersihkan hati dan pikiran
Di tengah hiruk-pikuk zaman yang berlimpah informasi
Di saat kau membutuhkan senja untuk memeriksa keadaan
Sunyi adalah kawan yang paling setia karena hanya dengannya; kau mampu melepaskan segala simbol-simbol
Dan, hanya ada kau dan pikiranmu
- Generasi Baru: Konfrontasi - 13 Juli 2023
- Angin Revolusi; Sebuah Usulan Narasi untuk Mahasiswa Indonesia - 11 November 2022
- Mengoptimalkan Demokrasi dengan Menjernihkan Konsep Politik - 21 April 2022