
Nalar Politik – Direktur Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PUSAD) Paramadina Ihsan Ali-Fauzi menyesalkan penangkapan Dandhy Dwi Laksono. Menurutnya, itu membuktikan rezim Jokowi makin menyerupai Orde baru.
“Kini Dandhy, aktivis yang banyak berbuat demi kepentingan publik, ditahan. Rezim Jokowi makin menyerupai Orde Baru,” kicaunya via @ihsan_AF, Kamis (26/9).
Ihsan menilai rezim Jokowi tidak pernah mau belajar dari rentetan perlawanan atas kebijakan mereka akhir-akhir ini. Ia pun berharap semua pihak bisa turut mengawal proses ini ke depan.
“Kebebasan bersuara tidak boleh dipasung!” tegasnya.
Hal senada juga dilontarkan penulis Aditia Purnomo. Lewat @dipantara_adit, ia sebut penangkapan Dandhy dalam situasi seperti ini adalah blunder fatal rezim Jokowi.
“Menangkapi satu per satu aktivis lewat UU ITE tidak bakal membuat rakyat bungkam. Yang ada, kami akan makin melawan!” ujarnya berimbuhan #BebaskanKawanKami.
Jika bersuara soal kekerasan di Papua dan pengebirian demokrasi dihadiahi penjara, tambah Aditia, maka ke depannya lapas di Indonesia akan penuh sesak.
“Karena akan ada makin banyak orang yang bersuara setelah Dandhy diciduk polisi.”
Baca juga:
- SEJUK: Yang Dilakukan Media terhadap Transgender Itu Jahat! - 11 April 2021
- Laskar Khusus Umat Islam Bubarkan Pertunjukan Seni dan Ludahin Warga - 8 April 2021
- 9 Temuan SMRC terkait Sikap Publik terhadap HTI dan FPI - 6 April 2021