Terus apa solusinya? Saya mengkritik, saya juga punya tawaran yang revolusioner, sebuah program besar yang bertaraf internasional yang berguna nyata bagi percepatan terwujudnya demokrasi ekonomi pada masyarakat.
Datangkanlah orang-orang luar negeri dari berbagai belahan negara dunia sebanyak yang bapak bisa nantinya. Mendatangkan mereka dalam hal apa? Bukan dalam hal sebatas berfoya-ria dan hal-hal semacam itu. Tapi dengan maksud agar bisa mengurangi angka kemiskinan Polewali Mandar. Supaya ke depan tidak ada lagi cerita tentang Polman yang banyak men-supply masyarakat perantau TKI ilegal ke negeri Jiran dan tersiksa di sana. Supaya tidak ada lagi pengangguran massal di tanah kita yang malaqbiq.
Lalu didatangkan dalam hal apa? Datangkan mereka ke Polman. Upayakan mereka untuk bisa mengajarkan/membina masyarakat kita. Tempatkan mereka di pos-pos strategis untuk pendidikan pertanian, pengembangan produktivitas, pengelolahan sumber daya manusia dan sumber daya alam kita yang melimpah. Mereka didatangkan ke Polman dalam hal memberikan pendidikan dan pengajaran.
Jika hal ini dilakukan, dan ter-follow up secara baik serta berkelanjutan, maka efeknya akan berdampak sangat progresif terhadap perubahan dan lompatan ke depan bagi kemajuan-kemajuan skill, kompetensi SDA masyarakat kita. Maka problem ketidakmandirian masyarakat dalam mengelola tanah yang subur gemah ripah loh jinawi itu akan teratasi dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Dengan catatan, Rumus Absolut yang saya ingatkan di atas harus bersamaan diselenggarakan dengan program ini.
Ingat! Jangan datangkan mereka sebagai investor yang justru hanya akan menjadikan masyarakat kita sebagai penonton zaman!
Tempo dulu, Malaysia mendatangkan orang-orang Indonesia ke negerinya, mengajari/mendidik warga Malaysia. Kita semua tahu seperti apa perubahan besar yang terjadi hari ini. Malaysia jauh melampaui negara kita. Sekarang kitalah yang harus belajar kepada negara-negara yang sukses. Pemerintah Kabupaten Polman toh sudah mampu menghadirkan masyarakat puluhan negara ke tanah kita dengan PIFAF-nya.
Maka demi terwujudnya demokrasi ekonomi, saya ingatkan, datangkanlah mereka sebagai pengajar dan sebagai pendidik untuk kemajuan, inovasi, produktivitas-moderasi. Itu jauh lebih akan membawa pada kesejahteraan yang nyata pada kita semua.
Lenyapkan Sistem Kolusi, Nepotisme, dan Corak Dinasti di Tubuh Pemerintahan Kita
Ini adalah poin terpenting yang harus bapak-bapak tunaikan dan meretasnya untuk Polewali Mandar kita yang malaqbiq. Kalau Anda menafikan bahwa tidak ada kolusi dan nepotisme yang terjadi dalam tubuh pemerintahan, baik itu fenomena politik dan juga pada demokrasi ekonomi kita, saya berani mengatakan bahwa Anda sedang melakukan penipuan massal secara membabi-buta. Apalagi mengatakan bahwa corak dinasti tidak terjadi di tubuh pemerintahan kita, itu adalah pengakuan yang paling kejam.
Baca juga:
- Salim S. Mengga: Mengatakan “Saya Ini Raja”, Pentingkah?
- Maman Suratman: Hanya Orang Bodoh yang Anggap ABM Raja Sulbar padahal Gubernur
Ini harus kita sadari bersama. Karena selama virus-virus ini masih berada pada tubuh pemerintahan kita, maka selama itu pulalah ketimpangan kelas akan selalu terjadi. Ia akan secara meningkat dan menggerogoti kekayaan masyarakat kita semua. Selama itu pulalah Polman hanya milik keluarga tertentu, milik mereka yang kaya, milik mereka yang bangsawan.
Jika virus-virus ini masih saja pemerintah abaikan terus, maka selama itu pulalah masyarakat Polman hanya menjadi sapi perah kepada kelas-kelas dominan atas terpeliharanya kemiskinan Polman secara massal. Sekali lagi, yang kaya akan semakin kaya dan kemiskinan akan selalu tercipta sebanyak-banyak secara terus-menerus berkelanjutan!
Ini adalah rumusan demokrasi “Pancasila Sakit” dari negara kita yang tercinta ini!
Tentu melenyapkan hal ini butuh keberanian yang besar. Anda sekalian harus memiliki ketegasan yang betul-betul berbasis pada keberpihakan amanat penderitaan rakyat. Polewali Mandar itu adalah milik semua masyarakat yang tertuju untuk semua masyarakat. Bukan kerajaan, bukan milik keluarga, bukan milik golongan bangsawan yang tertuju hanya keluarga kolega dan sendiri-sendiri.
Kalau hal ini tidak berani saudara menjamin dan pastikan untuk kemajuan masyarakat, justru bahkan menafikan hal ini, mengenyampingkannya dalam kerja nyata pada pemerintahan kalian kelak, maka berarti Anda sedang berjuang hari ini bukan untuk demokrasi ekonomi dan politik rakyat Polman. Anda sekalian hanya berjuang untuk keluarga dan kolega sendiri-sendiri. Berarti Anda sekalian telah terjerat arus dari virus-virus yang menyengsarakan rakyat selama ini.
Demokrasi pemerintahan ekonomi-politik mengajarkan kita semua, jika masih ada masyarakat Polman lain yang kompeten dalam mengisi pos-pos roda kepemerintahan yang sensitif menurut etika demokrasi bangsa kita, maka berikanlah kesempatan kepada mereka sebagai bentuk kesatuan untuk bahwa Polman bukan milik tertentu. Sekali lagi, hentikan sistem kerabat keluarga, apalagi saudara untuk menjadi Kepala Dinas, misalnya, atau semacam hal itu. Jangan jadikan saudara ataupun kolega Anda sekalian dalam mengisi pos-pos BUMD secara nepotis, kolusif itu. Retaslah watak-watak dinasti dalam sistem demokrasi kita.
Sebab Polewali Mandar bukan kerajaan. Tidak ada lagi cerita bahwa daerah kita adalah milik keluarga tertentu. Tidak ada raja di sini dan tidak ada golongan darah biru di sini. Polman adalah rumah demokrasi, bukan wilayah kerajaan. Dan yang paling penting, bukan milik keluarga atau saudara-saudara Anda.
Demikianlah tiga hal penting yang saya peringatkan. Semoga kalian tidak tuli terhadap air mata kemiskinan yang masyarakat alami secara kejam. Semoga kalian memahami betul dan menyerap aspirasi serta menjalankan amanat penderitaan rakyat ini.
Baca juga:
- Unggahan Asri Anas Ini yang Bikin Marah Aliansi Gerakan Cinta Guru di Sulbar
- Mengapa Kami Melawan Pemerintah Sulbar
Saya menutup tulisan ini dengan harapan yang besar. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membersihkan hati, pikiran, dan tujuan kalian untuk menjadi Bupati Polman Periode 2018-2023. Sebab menjadi Bupati adalah atas dasar harapan besar persetujuan dari rakyat, bukan atas dasar karena kalian keturunan raja-raja kelas bangsawan atau atas dasar sogok-menyogok dengan cara-cara bajing** dan laknat itu.
Aku tambahkan slogan kampanye kalian:
- Terwujudnya Masyarakat Madani Polewali Mandar Berbasis Sumber Daya Lokal Berkelanjutan.
- Polewali Mandar Maju Rakyat Sejahtera
- Serta demi Perjuangan daripada Amanat Penderitaan Rakyat Polewali Mandar
Salam hangat dariku. Polman masih miskin. Dan kemiskinan Polman itu, sampai hari ini, masih terpelihara.
___________________
- Islam dan Teologi Pembebasan - 16 September 2018
- Posisi Agama di Indonesia Perspektif Filsafat Kemanusiaan - 16 September 2018
- Mengapa Kami Melawan Pemerintah Sulbar - 5 Juli 2018