Waktu adalah rahasia paling keramat
Ketika kau bermain di halaman bibirku
Menyisir secara sengaja apa saja yang terselip di dasar dadaku.
Waktu adalah setia yang mengukur jarak
dari ketiadaan kepada kau.
Waktu adalah kesetiaan memungut haru
Kala suara tinggal sumbang
Kala tanggal jatuh dan menanggalkan luka.
Seperti matahari bagi matamu
Dan air mata bagi rahasiamu;
Waktu adalah perjalanan yang lama-lama.
Ledalero, 4 September 2019
Amnesia dan Sesudahnya
Ketika musim kenangan tiba
Rahasia-rahasia meranggas kacau
Tampak seorang wanita menyapu halaman rumah
Ia menyeka air mata dengan sapu tangan anaknya;
Ia memang menangis berulang kali
ketika masa depan hanya sebuah jarak yang didamaikan rindu;
“Ibu, adakah yang lebih tabah dari
cerita padaku yang sudah-sudah?”
Lama setelah itu, ibuku menderita sakit
Yang kedua kali,
Tentunya yang sudah kulupa
Adalah sesal yang paling racau.
Ledalero, 2019
Epilog
_diana
Dunia ini tertutup oleh senyum
Yang memaksa mataku untuk melihat lebih lama
Mata adalah cara merawat ingatan
Yang seolah-olah hanya wanita.
Ledalero, 2019
Sepasang Kata yang Saling Membunuh
Hening pagi
Sebuah keinginan yang selalu terlepas dari kepala
“hanya kopi yang maha cipta”
Kala ibu melahirkan memori.
Nenuk, 2019
Surat yang Terbuat dari Rindu
Kuingin sekali menitipkan surat untuk kekasih
Sesudah kupikir-pikir bagaimana bersembunyi di balik rahasia
Bait pertama surat itu mengunci lekas mataku
Yang memeras kenangan di atas resah
;ingin
Nenuk, 2019
Cermin
Seandainya manusia datang tanpa rencana
Kuingin bawa diriku yang biasa-biasa
Untuk diungkapkan senja kepada kelabu
Yang terlalu setia bersolek.
Ledalero, 2019
- Infodemi di Tengah Pandemi - 18 Agustus 2021
- Medikalisasi Kehidupan - 6 Juli 2021
- Ingin Jadi Tuhan? - 27 April 2021