
Masyarakat Bangkalan sebentar lagi akan menghadapi pesta demokrasi, Pilkada Bangkalan 2018. Pesta rakyat ini akan terlaksana pada 27 Juni 2018. Pendaftaran di KPUD Bangkalan sudah terbuka dari 8-10 sesuai aturan KPUD. Pilkada Bangkalan tahun ini harus menjadi ajang perubahan untuk Bangkalan yang lebih baik lagi.
Pilkada Bangkalan 2018 merupakan berita baik bagi masyarakat untuk mencari bupati yang rakyat inginkan. Jangan sampai momen ini terlewati. Mari kawal bersama mulai proses pendaftaran sampai pemilihan.
Suasana pilkada 2018 berbeda jauh dengan 2012 yang hanya mengikutkan dua pasangan calon. Awalnya dalam pendaftaran ada tiga calon: Makmun Ibnu Fuad (Ra Momon bupati sekarang) dan Ir Mondir (Ra mondir), KH Imam Buchari (Ra Imam) dan RH Zainal Abidin ( Din Zein), serta Nizar Zahro dan Zulkifli.
Namun sayang, salah satu calon, tepat pasangan Ra Imam-RH Zainal yang kemudian KPU coret dari pencalonan Bupati Bangkala. Lebih anehnya dan sangat kita sayangkan, pencoretan itu kurang lima hari dari pencoblosan.
KPUD Bangkalan mencoret pasangan Ra Imam- RH Zainal sesuai dengan keputusan pengadilan Negeri Tata Usah (PTUN) Surabaya. Tak menyerah di situ, tim Ra Imam melakukan upaya hukum ke Mahkama Konsitusi yang akhirnya MK dengan Putusan NOMOR 101/PHPU.D-X/2012 menolak gugatan Ra Imam untuk keseluruhan.
Akhirnya sudah kita baca, yang lolos bakal calon bupati hanya dua kandidat, Makmum–Ra Mondir dan pasangan calon Nizar Zahro–Zulkifli yang pasangan ini orang duga sebagai calon bayangan.
Hal ini berbeda dengan pilkada 2018, yang paling demokratis yang akan menyertakan tiga bakal calon. Pasangan pertama, Farid–Sudarmawan usungan empat partai (Hanura, PAN, Demokrat, PDIP) dengan tagline ”Bangkalan Berani Bangkit”. Kedua, Imam–Mondir usungan PKB, Nasdem, PKS dengan tagline ”Bersama Imam-Mundir” (Beriman). Pasangan ketiga, Abdul Latif-Drs Mohni usungan tiga partai Gerindra, PPP, Golkar tagline ”Salam“ (Sahabat Latif Mohni).
Setelah tertangkapnya Fuad Amin, keran demokrasi mulai terbuka. Terbukti dengan Pilkada 2018 mengikutkan tiga calon. Tentu dengan banyak calon otomatis menjadi berita gembira bagi rakyat Bangkalan. Masyarakat Bangkalan akan punya alternatif yang bervariasi untuk memilih pemimpin Bangkalan. Sehingga rakyat lebih leluasa untuk memberikan aspirasinya.
Baca juga:
Semua pilihan itu ada di tangan rakyat. Masyarakat harus jeli untuk memilih siapa yang layak untuk memimpin Bangkalan 2018-2022. Kerena salah memilih pemimpin akan sangat fatal dalam suatu daerah.
Daerah akan jadi pertaruhan dalam maju atau tidak sangat dipengaruhi oleh kepala daerah. Oleh karena itu, rakyat Bangkalan harus lebih banyak mencari informasi rekam jejak setiap calon untuk menjadi pertimbangan memilih.
Yang lebih penting lagi, masyarakat harus lebih aktif untuk menjadi pengontrol terhadap proses pilkada 2018. Selama ini, proses pilkada banyak kecurangan dalam hal teknisnya.
Jika masyarakat inginkan perubahan, masyarakat harus lebih aktif untuk mengawasi proses pilkada. Menurut pengalaman yang pernah terjadi, tidak cukup semua ini kita serahkan pada pihak yang terkait (KPUD, Polisi, Banwaslu) untuk melaksanakan pilkada demokratis. Selama ini pihak terkait sangat pasif daripada aktifnya.
Semua sepakat ingin Bangkalan lebih baik, Bangkalan yang lebih maju, namun harus kita sepakati untuk lebih baik. Mari kita sama-sama untuk mengawal proses pilkada yang demokratis sehingga melahirkan pemimpin yang berkualitas.
Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Kalau bukan kita, siapa lagi? Semua pilihan ada di tangan rakyak Bangkalan.
Baca juga:
- Politik Nahdliyin di Pilkada Jatim 2018: Dinamika Kiai dalam Menentukan Suara Pemilih
- Eksistensi Publik dalam Pilkada di Masa Covid-19
- Islam Arab, Islam Indonesia? - 1 September 2019
- Membangun Indonesia dari Pojok Pinggiran - 23 Agustus 2019
- Pilkada Bangkalan 2018 Paling Demokratis? - 9 Januari 2018