
Nalar Warga – Urusan pohon plastik sepertinya hendak dijelaskan dengan pola standar: salahkan pemerintah lama. Ini mah lagu lama. Dulu waktu menyusun anggaran, kan, juga sempat muncul dalih itu: ini anggaran yang disusun Ahok.
Sekarang juga begitu. Ini pohon sudah lama ada, dulu juga dipasang. Maka yang salah adalah pemerintah dulu?
Ini pohon plastik sudah lama ada, dan biasa dipasang. Artinya, Pemda DKI sekarang tidak punya program baru. Cuma menjalankan program lama dan dijalankan secara buruk.
Pohon-pohon itu dulu dipasang, tapi tidak menimbulkan keributan. Kenapa? Karena tidak menimbulkan gangguan pada pejalan kaki. Pemicu keributan ini pada titik itu.
Oh, keributan ini karena Ahoker yang nyinyir dan cari-cari kesalahan Anies. Emang lu pikir waktu Ahok jadi gubernur nggak ada orang nyinyir? Yang dihadapi Ahok bukan sekadar orang nyinyir, tapi sejumlah orang yang begitu memusuhi dia sampai siap memenjarakan dia.
Lalu bagaimana dengan program penataan trotoar? Gelap. Sama gelapnya dengan program penataan Tanah Abang, Kampung Akuarium, normalisasi sungai, dan sebagainya.
Kritik masyarakat soal pohon plastik ini jangan sampai dilihat hanya sebagai bentuk kekecewaan Ahoker yang tidak bisa move on. Kalau itu yang ada di kepala Anies, ia akan makin parah. Kritik soal pohon plastik ini adalah refleksi dari hal yang lebih luas, yaitu tidak jelasnya arah penataan kota.
Jadi, mana konsep penataan trotoar punya Anies? Mau dipasang WiFi jugakah?
___________________
Artikel Terkait:
- Mungkinkah Agnes Dapat Dipidana? - 28 Februari 2023
- Transformer - 6 Februari 2023
- Jalan Panjang Demokrasi Kita - 2 Februari 2023