Putin vs Biden: Menjelang Akhir Ronde Pertama

Serdadu Ukraina dengan pakaian lengkap dan senjata berat di Donbas. Perhatikan senjatanya dengan petunjuk dalam Inggris, berarti sumbangan Barat. Di Donbas, serangan mortir kelas berat dilakukan oleh pasukan Ukraina untuk merebut kembali wilayah yang dikuasai DPR & LPR.

Serangan mortir ke depot minyak di LPR (Republik Rakyat Lugansk). Diberitakan ada korban sipil. Pelan-pelan saya mulai ngerti kenapa Putin tenang-tenang saja dalam menghabiskan waktu dalam menyerang. Dia ingin memperlihatkan beda cara tentara Rusia dan tentara Ukraina.

Banyak warganet naif bilang, “Demi kemanusiaan, stop the war.” Padahal kalau mengikuti situasi dari kemarin, tahu bahwa yang tidak mau perang dihentikan itu Amerika. Perang hampir berhenti waktu Putin bersedia negosiasi dengan Zelensky, tapi dihentikan Amerika.

Banyak orang sedari lahir baca koran yang cuap-cuap copy-paste kantor media Barat doang. Tidak pernah belajar sejarah lebih dalam, tidak pernah tahu Amerika mendalangi banyak kegilaan di dunia, di mana-mana. Bodoh sekali, bodoh sekali… lalu dengan naifnya ngancam-ngancam saya.

Russia sedang dalam proses dicabut dari sistem SWIFT. Waktu 2014 ketika diancam seperti ini, Putin menganggap itu pernyataan perang. Semoga kali ini Putin tidak gegabah menanggapinya. Iran sejak 2012 juga dicabut dari SWIFT.

Cara Amerika memperlakukan Rusia mengubah total rencana Amerika yang pivot ke Asia. Sejak Obama, kemudian dilanjutkan oleh Trump, terakhir Biden, mencoba mengurangi keterlibatan Amerika di Eropa dan tempat lain, fokus menghadapi Cina di Asia Timur. Sekarang rencana jadi basi.

Krisis Ukraina kira-kira begitu: Ukraina sang adik, tidak mau dekat dengan Rusia sang abang, dan demi mendapat penghasilan lebih tinggi, menjadikan dirinya digunakan musuh untuk mengancam sang Abang. Sang Abang marah dan menghukum Sang Adik.

Kemudian tetangga yang memusuhi sang Abang ramai-ramai membully sang Abang dengan dalih membela sang Adik. Kata Menlu Russia Lavrov, apa yang dilakukan Barat sudah menjadi “point of no return” hubungan Barat & Rusia.

Ketika Sang Abang dan Sang Adik mau negosiasi baikan, tetangga-tetangga musuh sang Abang tidak setuju, mau sang Adik dan sang Abang berantem terus. Tujuan terakhir, sang Abang punya tanah luas sekali dengan segala sumber daya. Bagus kalau tanah sang Abang bisa dikuasai seperti era 90an dulu.

Apa yang dilakukan Amerika sudah sangat keterlaluan. Dulu Iran digituin hanya karena Iran ingin menguasai teknologi nuklir. Setiap kali Iran bikin reaktor hampir jadi dibom. Rusia itu negara besar, jauh lebih besar dari Iran, dan Amerika sama sekali tidak ada rasa respek.

Saya yakin dendam yang disimpan Rusia dengan Barat akan membesar. Dan Barat juga TAHU soal itu, sehingga mau tidak mau, Amerika harus mengembalikan fokus kekuatan militer ke Eropa. Krisis Ukraina ini akan kembali mengubah pola geopolitik dunia.

Krisis ini juga akan memperbesar peran Cina di dunia, karena dengan isolasi Rusia oleh Barat, terpaksa Rusia harus mengandalkan Cina untuk banyak sekali urusan, termasuk finansial. Sistem transfer uang CIPS akan dipercepat internasionalisasinya.

Mari kita lihat pelintiran dari Gedung Putih. Jubir Kemenlu China Hua Chunying bilang Cina menentang sanksi terhadap Rusia, sanksi itu tidak bermoral. Gedung Putih bilang, Cina tidak datang menyelamatkan Rusia dari sanksi. Emang apa maksudnya dengan “menyelamatkan?”

Jelas ketika Amerika menjatuhkan sanksi, Cina hanya bisa ngomong menentang sanksi. Bantuan nanti kalau Rusia perlu Rusia akan minta secara jelas, misalnya transfer dengan sistem lain, beli gas Russia, dan sebagainya. Gedung Putih selalu ingin membuat Rusia pikir ditinggalkan Cina.

“Elon Musk membantu Ukraina dengan Starlink.” Ini dihebohkan media-media TANPA MIKIR. Itu mah PROMOSI Starlink! Emang warga Ukraina gak bisa akses Internet tanpa Starlink? Kagak tuh, mereka tetap aja pake hape dan akses Internet. Justru yang untung itu Elon Musk dalam hal ini.

Kenapa untung? Karena Starlink sukar untuk menembus banyak negara. India gak mau Starlink, karena berarti menyerahkan kedaulatan Internetnya pada Starlink. Itu hambatan Starlink di mana-mana. Jadi sekarang Ukraina untuk dapat headline, pake Starlink, Elon Musk untung banget.

Halaman selanjutnya >>>
Warganet
Latest posts by Warganet (see all)