
Seperti biasa, Malang diguyur hujan berkepanjangan
Bulan Desember sepertinya menjadi kesukaan hujan
Di balik suara rintikan, di sana terselip kerinduan
Hawa dingin menyelimuti seorang anak
Perutnya seakan bernyanyi dengan suara yang memelas
Namun sayang, dunia tak punya telinga untuk mendengar
Dunia tak punya rasa untuk peka
Sementara bulan Desember sudah melewati pertengahan
Tuntutan hidup sudah siap melindas
Nada dering isyarat belum juga terdengarkan
Dan wajahnya pun terlihat memelas
Sebuah rindu terbungkus dalam kelabu
Menjadikannya tersimpan dalam kalbu
Direkayasanya kabar buruk menjadi kabar baik untuk ibu
Dengan suara yang sedikit ragu-ragu
Ini di tanah orang, bukan kampung halaman
Tidak ada alasan untuk memandang kesedihan
Selama kebesaran hati masih dikandung badan
Selama itu pula masih bersinar harapan
Di balik kepalan tangan, ada mimpi yang tergenggam
Rindu yang tertanam menjadi penyemangat untuk pulang
Bergelut dengan ilmupengetahuan dibutuhkan kesabaran
Apalagi di tanah orang, sulit bagi kehidupan
Tak perlu takut di tanah rantau selama ada pedoman
Prinsip yang kuat membawa kesuksesan
Menuntut ilmu tidak boleh setengah hati
Seperti kata pepatah “Sekali layar terkembang, pantang biduk surut kepantai”
*Klik di sini untuk membaca sajak-sajak lainnya
___________________
*Klik di sini untuk membaca sajak-sajak lainnya.
- Menuju Generasi Emas - 1 Mei 2019
- Kapital - 3 September 2018
- Aku Rindu - 6 Juni 2018