Revolusi Sosial 1945

Revolusi Sosial 1945
©Blog

Inilah revolusi sosial yang terlupakan dalam sejarah.

Teriakan Bung Karno masih relevan untuk konteks hari ini bahwa “revolusi belum selesai”. Proklamasi Agustus 1945 hanyalah mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan, dan tidak secara penuh merdeka 100%.

Pasca-proklamasi, hal yang rakyat lakukan waktu itu adalah meruntuhkan feodalisme. Di setiap daerah, banyak sekali kerajaan yang diruntuhkan legitimasi politiknya oleh rakyat dan hanya sebatas simbol kebudayaan. Seperti di Surakarta, di mana rakyat menentang gerakan Swapraja, Juga Cirebon.

Di banyak tempat, kerajaan nusantara mulai memproklamasikan diri berada di belakang republik. Inilah revolusi sosial yang terlupakan dalam sejarah. Di banyak tempat, rakyat mulai menduduki aset-aset kolonial, terutama milik Jepang dan Belanda.

Revolusi kita belum selesai. Bung karno mengumandangkan Anti-Nekolim sebagai garis politik internasional untuk melawan penetrasi modal dan proxy dari negara-negara Blok Barat dan Blok Timur. Bung Karno menasionalisasi aset Belanda sebagai simbol melawan penetrasi modal dan mencoba berdikari dalam ekonomi.

Bagaimana bisa kita sebut merdeka kalau asing dan kabir (kapitalis birokrat) menguasai sumber daya alam kita? Minyak, gas, emas, batu bara, tanah, hutan; sementara di satu sisi, rakyat kita mati-matian kerja hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Keadilan dan pancasilais yang seperti apa jika di satu sisi ada orang yang menguasai ribuan bahkan ratusan ribu hektare tanah sementara ada rakyat yang bahkan tunawisma?

Di UUD 1945, pasal yang mana yang mengizinkan ekonomi pasar bebas?

Baca juga:
Aly Mahmudi
Latest posts by Aly Mahmudi (see all)