
Aku terlahir dari sebuah sunyi yang panjang
Kidungku adalah hening yang terpenjara pada nuraniku
Bisu di bibir senja, buta di mata sang malam
Tak ada yang mendengar teriakanku
Meski kuhabiskan seluruh suara alam
Meski kupendarkan seluruh cahaya semesta
Malaikat pun enggan menjaga doa-doa
Seakan takut pada harapku yang beku
Aku adalah hati yang mengeja sajak-sajak kerinduan
Tak ada yang mendengarku kecuali sunyi yang gelisah di balik bukit
Kesunyian
Pendar cahaya perlahan menghilang
Jatuh aku dalam kegelapan
Kau yang kurapkan datang
Menghias malam sunyi kesepian
Sunyi pun telah tiba
Tapi kau tak kunjung datang
Membuatku terjerumus dalam kesunyian malam
Atas rindu yang berkecamuk
Di sini ku berselimut kelam dan sunyi
Hanya berteman sepi sendiri
Tidakkah kau iba padaku kini
Senandung Malam
Desir angin memecah sunyi
Menembus ruang kosong di sudut hati
Melukiskan seraut wajahmu
Dalam untaian nada selembut awan
Dari balik tirai kelam
Terpancar indah bias kehidupan
Menggenggam jemari jiwa yang nyaris menghilang
Untukmu sang rembulan
Kurangkai kata dalam senandung malam
Menari bersama romansa tentang kita
Mencipta suatu kisah dalam perjalanan yang tak berujung
- Ketika Para Seniman Masuk dalam Panggung Politik - 28 Juni 2023
- Tentang si Enu dari Kutub Utara - 2 Februari 2023
- Kata Hati - 22 Januari 2023