Sebab Kerja Politik Itu Mulia

Sebab Kerja Politik Itu Mulia
Mohamad Guntur Romli

Nalar Politik Penulis yang juga merupakan aktivis Islam Mohamad Guntur Romli akhirnya memutuskan terjun ke dunia politik. Ia jadi Calon Legislatif (caleg) melalui Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebab, baginya, kerja politik itu mulia.

Menurut Guntur, masuk ke dunia politik (secara struktural) berarti hendak bekerja demi kemuliaan. Sebab, merujuk pada pemikiran Gus Dur (Abdurrahman Wahid), kerja politik berarti memperjuangkan nasib orang banyak.

“Inilah definisi politik yang saya yakini sebagai khittah politik, dari tokoh yang mengerti politik secara teori dan praktik, dari sosok yang telah melakukan kerja-kerja politik, baik dari jalur kultural (ormas dan masyarakat sipil independen) maupun jalur struktural (partai politik pemerintah dan negara),” ungkap Guntur dalam sebuah catatan tertulisnya, Mengapa Saya Masuk Politik, Mengapa PSI?.

Ya, pemilik akun Twitter @GunRomli ini ingin lebih bermanfaat lagi bagi banyak orang. Dan politik, baginya, adalah perjaungan untuk menegakkan kepentingan orang banyak. Itu sebab mengapa ia memutuskan untuk mengikuti jejak Giring Nidji yang sebelumnya juga memutuskan bergabung bersama PSI.

Lebih jauh, masuknya Guntur ke dunia politik tak lain hendak mengikuti kaidah fikih Islam (fikih politik) yang menyebut bahwa segala tindakan dan kebijakan oleh seorang pemimpin haruslah berdasarkan dan tunduk—manut—pada kemaslahatan dan kepentingan rakyat atau pihak yang dipimpinnya. Inilah yang hendak dicanangkan Guntur ke depannya.

Di samping itu, ia juga merujuk teori politik filsuf klasik Yunani, Aristoteles, di mana politik didefinisikan sebagai “usaha warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama.”

“Maka, maqashid dan ‘illah atau raison d’être atau tujuan dan sebab utama dari politik adalah “memperjuangkan nasib orang banyak”—dalam kalimat Gus Dur tadi—para pemimpin, politisi harus tunduk/“manut” pada kepentingan rakyat (bukan sebaliknya) yang tujuannya untuk mewujudkan kebaikan bersama,” lanjut Guntur menegaskan.

Sekali lagi, ia hendak mengembalikan politik pada khittahnya, pada dasar dan habitatnya, yakni memperjuangkan kepentingan orang banyak.

Mengapa Harus melalui PSI?

Dengan tegas gamblang, Guntur merasa perlu berjuang melalui PSI sebab menemukan diri dan jiwanya dalam PSI. Dalam istilah anak-anak muda Jakarta, “PSI Gue Banget.”

“Dalam dua tahun ini saya mengamati, mempelajari dan mendekati, akhirnya saya menemukan visi dan misi perjuangan PSI sesuai dengan apa yang saya perjuangkan selama ini: melawan intoleransi dan melawan korupsi,” tandasnya kembali.

Lihat juga: PSI: Saatnya untuk Republikanisme Milenial

Menurutnya, segala soal yang terkait dengan kebencian, kekerasan, permusuhan, terorisme, radikalisme, diskriminasi, ekstrimisme, separatisme, hingga peperangan, semuanya berakar pada intoleransi.

“Sebabnya adalah tidak mau toleran dan tidak mau menerima perbedaan. Intoleransi yang dibiarkan akan melahirkan kebencian, kemudian permusuhan, yang rentan memantik kekerasan hingga peperangan,” ungkapnya lanjut.

Demikian pula dengan masalah ketimpangan sosial dan ekonomi, tambah Guntur. Rakyat yang tidak sejahtera dalam kemiskinan, birokrasi yang tidak mengurus dan berpihak pada rakyat, dan pemerintahan yang tidak bersih. Sebabnya? Tak lain adalah adanya praktik korupsi yang hari ini sudah sedemikian akutnya.

“Karena korupsi pula sebabkan kemiskinan, kebodohan, ketimpangan sosial dan ekonomi secara struktural. Baik korupsi yang terjadi dalam politik kebijakan dan anggaran,” jelas Guntur kembali.

“Politisi korup tidak hanya mencuri duit rakyat, tapi juga ia melakukan korupsi secara struktural, melakukan korupsi kebijakan, sehingga kebijakannya hanya berpihak pada kepentingan mereka saja, bukan pada rakyat,” tambahnya.

Jadi, hemat kata dari Guntur, intoleransi menghancurkan bangsa, sementara korupsi menghancurkan negara.

“PSI mendefinisikan politik sebagai kebajikan. “Memperjuangkan nasib orang banyak” adalah kebajikan. “Kebijakan yang tunduk pada kemaslahatan orang banyak” adalah kebajikan. “Mewujudkan kebaikan bersama” adalah kebajikan. Inilah politik sebagai kebajikan,” pungkas Guntur.

___________________

Artikel Terkait: