
Nalar Warga – Apa yang sedang terjadi sekarang di Saudi adalah sekularisasi yang dipaksakan oleh tiran. Bukan proses sekularisasi karena dorongan nilai-nilai sosial budaya yang semakin liberal. Ini pernah terjadi di Iran, Mesir, dan Tunisia.
Dan, seperti biasa, kepedulian AS dan sekutu Barat bukanlah tumbuh atau tidaknya nilai-nilai liberal dalam masyarakat di negara-negara tersebut. Bukan juga soal apakah pemerintahan negara-negara Timur Tengah semakin demokratis atau tidak, semakin bersih atau malah semakin korup. Satu-satunya yang dipedulikan “Barat” adalah keamanan ekspansi bisnis di kawasan Timur Tengah.
Sekularisasi yang dipaksakan oleh tiran tak lain dari sebuah bom waktu. Bom itu pernah meledak di Iran dalam bentuk Revolusi Islam, dan mendatangkan “angin surga” Arab Spring di Mesir dan Tunisia.
Dalam pola yang hampir mirip, Indonesia merasakannya di era Orde Baru yang korup dan antidemokrasi. Semua elemen kiri dan Islam politik diberangus. Sementara elemen liberal dan Islam moderat mengalami krisis independensi karena dipelihara dan disuapi sang “Bapak Pembangunan”.
Kita semua tahu ujung ceritanya: reformasi 1998, sebagaimana Arab Spring yang menyemai kebangkitan ekstremisme Islam. Bukan hanya gagal mengkonsolidasi demokrasi, tapi menjadi ajang “balas dendam” dari kekuatan Islam politik yang sebelumnya diberangus, tapi tidak pernah benar-benar kehilangan dukungan dari masyarakat.
Bukan reformasi yang sedang terjadi di Saudi. Yang terjadi adalah pengamanan ekspansi bisnis “Barat” oleh anjing penjaga yang baru. Karena sang majikan merasa terganggu ketika anjing-anjing penjaga sebelumnya, dari Bin Laden hingga Al-Baghdadi, ternyata menggigit kaki majikannya sendiri.
___________________
Artikel Terkait:
- Mungkinkah Agnes Dapat Dipidana? - 28 Februari 2023
- Transformer - 6 Februari 2023
- Jalan Panjang Demokrasi Kita - 2 Februari 2023