Yang selalu terlintas di hati maupun pikiran
Menatap matamu bak memandang cahaya sang rembulan
Yang seakan mampu menerangi kegelapan
Saat kau ukir bibir manismu dengan senyuman
Perlahan-lahan ku mengagumi indahnya kehidupan
Sungguh sempurnanya dirimu diciptakan oleh Tuhan
Bagiku kau laksana bidadari
Karena bagiku kau adalah indahnya kebahagiaan
Dalam perjalanan arah waktu
Aku bertahan sedalam mungkin
Dalam sesak yang kuterima
Dalam waktu yang kugantung
Namun cinta tak kunjung pulang
Meski harapan tak hentinya tercurahkan semua, lalui dia pergi
Dia yang kugenggam teramat erat
Menunjukkan dirinya yang bersembunyi
Di balik keanggunan parasmu
Mimik roman polos tak berdosa
Selalu mampu melelahkan netra
Namun waktu menunjukkan keluar
Perlahan gugur sakit yang diderita
Netraku putih bersama hati yang patah
Indraku membaik tersiram doa
Setitik Rindu
Sejak setitik rindu terpisahkan koma
Puing kerapuhan mampu bertahan pada jiwa
Sedemikian sesal yang membawa arti
Namun hujan tetap mewakili hingga tanah tersadar dahsyatnya hujan
Perih penantian telah di ujung kebahagiaan
Sejak setitik rindu terpisahkan koma
Puing kerapuhan tenggelam dan ruang kerinduan
Hujan Melerai Rindu
Hujan selalu membawa kisah
Larungkan rindu yang tambun
Menjemput kilauan warna
Menyimpan kenangan
Rerintiknya merebah
Kuyupkan sepasang tubuh renta
Basah dalam keras
Gigil hingga lekas
Membuai dalam dekap
Tersedak kenangan
Di segala penjuru
Berpacu dalam degap
Tak mampu melerai rindu
Atau sejenak melupakanmu
Di jiwa yang candu
Kamu dan hujan adalah hidupku
- Ketika Para Seniman Masuk dalam Panggung Politik - 28 Juni 2023
- Tentang si Enu dari Kutub Utara - 2 Februari 2023
- Kata Hati - 22 Januari 2023