
Senandung Awal Tahun
Teruntukmu
Tuntunlah aku untuk sejenak berehatkan diri
Semusim juga aku tantang lara
Ingar bingar tahun yang akan berlalu
Agar tak berduka pada malam
Hidup kini bersenandung penuh arti
Pada waktu dan pada saat, pada sesiapa yang lewat
Tak aku sesali pada siapa yang telah kini
Prahara menerpa lelah raga
Izinkan aku menyala lilin, pada harap tahun awal
Tak usah aku keluh, tak perlu aku gerutukan
Suaraku hanya bergema tak berarti
Vibrasi ini akan tergoyah
resonansi tiada henti menggoyang pada lelabuh rasa
Pada bumi yang sebentar lagi akan berganti tahun
Malam Sepi
Di malam yang paling sunyi
Aku duduk termenung, sembari mentap layar handphoneku
Mungkin ada saapan salam darinya.
Harapku tak juga, ingin sekali memeluknya, dengan semilir rasa rindu
Berdekap detak untuk beradu
Mentap matanya yang kian syahdu adalah kesukaanku
Entalah.. mungkin itu mimpi
Karena dia lebih memilih bertahan pada putusannya
Ya.. aku hanya mencintaimu dalam hening, dan merindukanmu dalam jarak
Terseret Sunyi
Kubiarkan sepi menyeretku
Dalam cerita pada cita-cita
Cita-cita yang using pada dambaan yang tulus
Ingin aku bercerita pada mereka
Apalah arti suaraku hanya, riakkan sunyi yang meninah boboh rupa
Mungkin, ini kisahku yang terseret dalam sepi
Kisahku di tahun-tahun sebelumnya
Kini tahun telah berganti
Aku ingin, dan rindu seperti mereka
Apalah daya
Dunia yang tak lagi aku mengerti
Tak usah kau tanya, tentang rubah rupa yang terjadi
Kami tetaplah kaum terpinggir yang tersingkir
Sebab aku tahu kau palsu
Dengan suara lantang kau koar, dengan beribu janji kau umbar dulu
Di saat engkau datang bersembah sujud di hadapan kaumku
Untuk memperoleh dukungan
Maaf, tahun kian berganti, kami tetaplah yang sama
Hanya menambah sesak pada dada kaumku
Tak bisa kubayangkan
Aku sendiri bermandi pada lumpur
Berjuang hidup mati melintasi banjir, yaa..kami bersemangat untuk membangun bangsa
Beda..!
Mereka kau alaskan kakinya
Tuan..aku marah..!
Tuan, Berikan Kami Rupiahmu
1.///Aku ingin meminta, dengan suara lusuh penuh ketakutan
Aku mencoba teriak menggema seluruh negeri
Suara, terbungkam
Sunyi terseret diri
Inilah negeri yang diperjuangkan
Aku kembali bersuara, sambil mengulurkan tangan jelata
Namun apalah daya
Tanganku amat mungil, tak panjang untuk sampai pada saku dan isi dompetmu
Apalagi, tanganku penuh dekil
Semenjak tadi, aku melebur dalam debu untuk mencari uang logam simpanan nenekku
Aku tak beribu
Apa lagi berayah
Ke mana lagi aku mengaduh, dan berkelium
Kalau bukan kepadamu
Kaum panjang tangan dari Tuhan
Hanya duduk di pinggir jalan
Tuan..belaskasihlah, aku anak yatim piatu
Tiada tempat beraduh, apa lagi untuk mengisi perutku
2. /// terlalu pahit anggur yang kau seduhkan
Terlalu asam cuka yang kau berikan
Jembatan jadi tempat aku berteduh
Aku mengadahkan tangan
Berikan aku rezeki hari ini
Tuan…usiaku belum remaja
Apa aku harus perbuat
Berikan sedikit rupiahmu
Jangan hanya kau berikan kepada tuan yang berdasi itu
Yang mau membuncitkan diri
Menggenyang diri dengan egoistis yang tinggi
Pasrah
Terasa ada pada sepi
Ada tapi tak ada
Ada kenyataan tapi tak nyata
Status yang ada padamu
Ada dan ketiadaan tak ada beda
Semua sama
Sama jauh
Sama semu
Sama lusuh
Pasrah..
Bahagia dan tak bahagia itu tak ada
Ada dan ketidakaadaan lenyap oleh adanya yang ada
Karena itulah nyata yang ada
Kami sepi dalam keramaaian
Ramai dalam sunyi
Kami cemburu, pada sahabatku yang berbahagia itu
Padahal semuanya dari kami
Bagiku, bahagia itu. entah kapan akan terwujud
Atau mungkin itu menjadi mimpi yang misteri
Semoga mimpi ini terwujud ditahun yang baru
Di Mana
Rasa sang raga yang ingin pulang
Untuk apa lagi aku ada
Mereka ada tapi tak ada
Aku kian merana dan melarat
Aku bekerja di pertambang
Aku bekerja sebagai pemulung
Aku bekerja sebagai buruh
Semua sama, kaum kapitalis meraut lebih dari jerih
Aku
Hanya memandang dari randjang atas kursi untuk tuan berdasi
Yang berpanggku kaki di atas ruang itu
Ada mereka
Aku geram..
Aku kesal…
Mana adamu
Adamu di mana
Hai tuan..tahun baru
Semoga ada hal yang kau beri untuk kami
Lihatlah kami!
- Moralitas Kristiani versus Kenakalan Kaum Muda - 3 Juni 2020
- Enu Charline; Kita Dijodohi Semesta - 7 Februari 2020
- Corona Membinasakan Ibuku - 4 Februari 2020